Dikecam AS Cs Atas Perang Ukraina, Menlu Rusia Walk Out

Jum'at, 23 September 2022 - 06:56 WIB
loading...
Dikecam AS Cs Atas Perang Ukraina, Menlu Rusia Walk Out
Menteri Luar Negeri Rusia Walk Out dari pertemuan Dewan Keamanan PBB setelah AS dan sekutunya mengecam invasi ke Ukraina. Foto/The Guardian
A A A
NEW YORK - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov walk out daripertemuan Dewan Keamanan PBB setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengecam invasi ke Ukraina.

"Kami tidak bisa - kami tidak akan - membiarkan Presiden Putin lolos begitu saja," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam pidatonya pada pertemuan itu.

"Yang dipilih Presiden Putin minggu ini, karena sebagian dunia berkumpul di PBB, untuk menambahkan bensin ke api yang dia mulai menunjukkan penghinaan dan memandang rendah Piagam PBB, Majelis Umum PBB dan dewan ini," sambung Blinken seperti dikutip dari CNN, Jumat (23/9/2022).

Diplomat top AS itu mengatakan ancaman Putin untuk menggunakan semua sistem senjata yang tersedia semakin mengancam mengingat niat Rusia untuk mencaplok sebagian besar wilayah Ukraina di hari-hari mendatang.

"Ketika itu selesai, kita dapat mengharapkan Presiden Putin akan mengklaim setiap upaya Ukraina untuk membebaskan tanah ini sebagai serangan terhadap apa yang disebut wilayah Rusia," Blinken menjelaskan.

"Ini dari negara yang, pada bulan Januari tahun ini, di tempat ini, bergabung dengan anggota tetap Dewan Keamanan lainnya dalam menandatangani pernyataan yang menegaskan bahwa, dan saya kutip, 'perang nuklir tidak akan pernah bisa dimenangkan dan tidak boleh diperangi,'" sambung Blinken.

"Contoh lain tentang bagaimana Rusia melanggar komitmen yang telah dibuatnya di hadapan badan ini, dan alasan lain mengapa tidak ada yang harus mengambil keputusan Rusia hari ini," ujarnya.



"Setiap anggota Dewan harus mengirim pesan yang jelas bahwa ancaman nuklir sembrono ini harus segera dihentikan," serunya.

Blinken mengatakan upaya Rusia untuk mencaplok lebih banyak wilayah Ukraina -- yang menurut para pejabat AS adalah langkah berikutnya yang diharapkan menyusul referendum yang digelar minggu ini oleh para pemimpin yang disebut Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson -- adalah eskalasi berbahaya yang lainnya dan penolakan terhadap diplomasi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1257 seconds (0.1#10.140)