Dmitry Medvedev: Rusia Siap Gunakan Senjata Nuklir untuk Pertahankan Wilayah Baru
loading...
A
A
A
MOSKOW - Dmitry Medvedev, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, mengatakan Rusia siap menggunakan senjata nuklir strategis untuk mempertahankan wilayahnya yang baru.
Wilayah baru yang dimaksud adalah wilayah-wilayah Ukraina yang memerdekakan diri dan bersiap referendum untuk gabung dengan Federasi Rusia. Sejauh ini, Donetsk dan Luhansk yang bersiap untuk referendum.
“Rusia siap untuk mempertahankan wilayah [baru] yang ditambahkan ke dalamnya dengan segala cara, termasuk [menggunakan] senjata nuklir strategis,” kata Medvedev, seperti dikutip Reuters, Kamis (22/9/2022).
Medvedev, mantan presiden yang merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, mengatakan pemungutan suara untuk calon wilayah-wilayah baru Rusia akan dijalankan. "Dan tidak ada jalan kembali," ujarnya.
“Pembentukan Barat dan semua warga negara-negara NATO pada umumnya perlu memahami bahwa Rusia telah memilih jalannya sendiri,” kata Medvedev.
Pernyataannya muncul 24 jam setelah Putin mengangkat prospek perang nuklir atas konflik di Ukraina, sebuah langkah yang dikecam oleh beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Liz Truss di Majelis Umum PBB di New York.
Putin, dalam pidatonya pada Rabu pagi, memperingatkan terhadap "pemerasan nuklir”, mengancam akan menanggapi dengan kekuatan persenjataannya sendiri yang luas.
"Barat telah terlibat dalam pemerasan nuklir terhadap kami," katanya.
"Dalam kebijakan anti-Rusia yang agresif, Barat telah melewati semua batas,” kata Putin.
“Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan," katanya lagi.
“Mereka yang mencoba memeras kita dengan senjata nuklir harus tahu bahwa angin juga bisa berputar ke arah mereka.”
Putin mengatakan dia telah menandatangani dekrit yang menyatakan Rusia akan memobilisasi secara parsial tentara cadangannya. Tentara cadangan adalah warga sipil Rusia yang menjalani wajib militer.
Ini adalah mobilisasi pertama pasukan Rusia sejak Perang Dunia Kedua.
"Saya akan menekankan bahwa warga Rusia yang dipanggil sebagai bagian dari mobilisasi akan diberikan semua manfaat dari mereka yang bertugas di bawah kontrak," katanya.
Wilayah baru yang dimaksud adalah wilayah-wilayah Ukraina yang memerdekakan diri dan bersiap referendum untuk gabung dengan Federasi Rusia. Sejauh ini, Donetsk dan Luhansk yang bersiap untuk referendum.
“Rusia siap untuk mempertahankan wilayah [baru] yang ditambahkan ke dalamnya dengan segala cara, termasuk [menggunakan] senjata nuklir strategis,” kata Medvedev, seperti dikutip Reuters, Kamis (22/9/2022).
Medvedev, mantan presiden yang merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, mengatakan pemungutan suara untuk calon wilayah-wilayah baru Rusia akan dijalankan. "Dan tidak ada jalan kembali," ujarnya.
“Pembentukan Barat dan semua warga negara-negara NATO pada umumnya perlu memahami bahwa Rusia telah memilih jalannya sendiri,” kata Medvedev.
Pernyataannya muncul 24 jam setelah Putin mengangkat prospek perang nuklir atas konflik di Ukraina, sebuah langkah yang dikecam oleh beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Liz Truss di Majelis Umum PBB di New York.
Putin, dalam pidatonya pada Rabu pagi, memperingatkan terhadap "pemerasan nuklir”, mengancam akan menanggapi dengan kekuatan persenjataannya sendiri yang luas.
"Barat telah terlibat dalam pemerasan nuklir terhadap kami," katanya.
"Dalam kebijakan anti-Rusia yang agresif, Barat telah melewati semua batas,” kata Putin.
“Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan," katanya lagi.
“Mereka yang mencoba memeras kita dengan senjata nuklir harus tahu bahwa angin juga bisa berputar ke arah mereka.”
Putin mengatakan dia telah menandatangani dekrit yang menyatakan Rusia akan memobilisasi secara parsial tentara cadangannya. Tentara cadangan adalah warga sipil Rusia yang menjalani wajib militer.
Ini adalah mobilisasi pertama pasukan Rusia sejak Perang Dunia Kedua.
"Saya akan menekankan bahwa warga Rusia yang dipanggil sebagai bagian dari mobilisasi akan diberikan semua manfaat dari mereka yang bertugas di bawah kontrak," katanya.
(min)