PBB: 1 dari 150 Orang di Dunia Hidup dalam Perbudakan Modern
loading...
A
A
A
Diikuti Eropa dan Asia Tengah dengan 4,4 orang per seribu, Amerika, Asia, dan Pasifik sebanyak 3,5 orang per seribu orang dan Afrika dengan 2,9 per seribu.
Laporan tersebut juga menunjukkan pekerja migran menghadapi risiko yang lebih tinggi dalam kerja paksa daripada orang lain.
Sekitar 6,3 juta orang diperkirakan akan berada dalam situasi eksploitasi seksual komersial paksa kapan saja.
Sementara itu, jumlah pria, wanita, dan anak-anak yang menghadapi kawin paksa telah meningkat secara global.
"Diperkirakan 22 juta orang hidup dalam situasi pernikahan paksa pada hari tertentu pada tahun 2021," papar laporan itu.
Laporan itu menambahkan, "Ini adalah peningkatan 6,6 juta orang yang hidup dalam pernikahan paksa antara 2016 dan 2021."
Sementara Asia dan Pasifik menempati urutan pertama secara global dalam pernikahan paksa dengan 14,2 juta orang, Afrika, Eropa, dan Asia Tengah mengikutinya dengan masing-masing 3,2 juta dan 2,3 juta orang.
“Ketika kita menghitung populasi di setiap wilayah, prevalensi kawin paksa tertinggi di negara-negara Arab (4,8 per seribu penduduk), diikuti Asia dan Pasifik (3,3 per seribu penduduk),” papar dia.
“Lebih dari dua pertiga dari orang-orang ini adalah perempuan, yakni 14,9 juta perempuan dan anak perempuan,” ungkap laporan itu.
Laporan itu menambahkan, "Tiga dari setiap lima orang dalam pernikahan paksa berada di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah; namun, negara-negara kaya tidak kebal, dengan 26% dari pernikahan paksa di negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas."
Laporan tersebut juga menunjukkan pekerja migran menghadapi risiko yang lebih tinggi dalam kerja paksa daripada orang lain.
Sekitar 6,3 juta orang diperkirakan akan berada dalam situasi eksploitasi seksual komersial paksa kapan saja.
Sementara itu, jumlah pria, wanita, dan anak-anak yang menghadapi kawin paksa telah meningkat secara global.
"Diperkirakan 22 juta orang hidup dalam situasi pernikahan paksa pada hari tertentu pada tahun 2021," papar laporan itu.
Laporan itu menambahkan, "Ini adalah peningkatan 6,6 juta orang yang hidup dalam pernikahan paksa antara 2016 dan 2021."
Sementara Asia dan Pasifik menempati urutan pertama secara global dalam pernikahan paksa dengan 14,2 juta orang, Afrika, Eropa, dan Asia Tengah mengikutinya dengan masing-masing 3,2 juta dan 2,3 juta orang.
“Ketika kita menghitung populasi di setiap wilayah, prevalensi kawin paksa tertinggi di negara-negara Arab (4,8 per seribu penduduk), diikuti Asia dan Pasifik (3,3 per seribu penduduk),” papar dia.
“Lebih dari dua pertiga dari orang-orang ini adalah perempuan, yakni 14,9 juta perempuan dan anak perempuan,” ungkap laporan itu.
Laporan itu menambahkan, "Tiga dari setiap lima orang dalam pernikahan paksa berada di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah; namun, negara-negara kaya tidak kebal, dengan 26% dari pernikahan paksa di negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas."