Perang Ekonomi dengan Rusia, Politisi Jerman Sebut Pemerintahnya Terbodoh di Eropa

Sabtu, 10 September 2022 - 13:29 WIB
loading...
Perang Ekonomi dengan Rusia, Politisi Jerman Sebut Pemerintahnya Terbodoh di Eropa
Sahra Wagenknecht, politisi sayap kiri Jerman yang sebut pemerintahnya terbodoh di Eropa karena terlibat perang ekonomi besar-besaran dengan Rusia. Foto/REUTERS
A A A
BERLIN - Seorang anggota Parlemen Jerman mengecam pemerintahnya dengan menyebutnya sebagai "pemerintah terbodoh" di Eropa karena terseret dalam perang ekonomi besar-besaran dengan Rusia .

Sahra Wagenknecht, politisi sayap kiri, mengatakan Rusia adalah pemasok energi utama Jerman. Dengan demikian, perang ekonomi dengan Moskow akan merugikan Berlin.

Berpidato di Bundestag atau Parlemen, mantan co-chair Partai Die Linke tersebut mendesak diakhirinya sanksi anti-Rusia dan pengunduran diri Wakil Kanselir yang juga Menteri Ekonomi, Robert Habeck.

Wagenknecht menggambarkan invasi Moskow terhadap Ukraina sebagai kejahatan, namun sanksi anti-Rusia menjadi tindakan fatal bagi Jerman.



"Dengan harga energi di luar kendali, ekonomi negara ini akan segera hanya menjadi pengingat masa lalu yang indah," katanya, yang mendesak untuk membatalkan pembatasan dan terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia.

“Kami benar-benar memiliki pemerintahan terbodoh di Eropa,” lanjut dia.

"Masalah terbesar adalah gagasan muluk Anda untuk meluncurkan perang ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya melawan pemasok energi terpenting kita," lanjut dia, yang ditujukan pada Habeck.

“Gagasan bahwa kita menghukum [Presiden Rusia Vladimir] Putin dengan memiskinkan jutaan keluarga di Jerman dan menghancurkan industri kita sementara Gazprom menghasilkan rekor keuntungan—betapa bodohnya itu?” lanjut Wagenknecht bertanya-tanya.

Pidato kontroversial itu mendapat reaksi yang cukup beragam, di mana pernyataan Wagenknecht mendapat tepuk tangan meriah di Bundestag dari anggota Parlemen dari kubu politik yang berlawanan, termasuk anggota Partai Alternatif untuk Jerman (AFD).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1614 seconds (0.1#10.140)