Memanas, Taiwan Kerahkan Senjata Anti-drone ke Pulau-pulau Lepas Pantai
loading...
A
A
A
TAIPEI - Militer Taiwan mengumumkan pengerahan senjata anti-drone ke pulau lepas pantai Kinmen dan Matsu pada Jumat (2/9/2022).
Pengerahan itu menyusul beberapa serangan drone (UAV) yang diduga datang dari daratan China.
Kinmen dan Matsu adalah kelompok pulau-pulau kecil di Selat Taiwan, dikendalikan Taipei tetapi terletak lebih dekat ke garis pantai China.
Militer Taiwan mengatakan pasukan diberikan senjata anti-drone sebagai bagian dari pendekatan fleksibel untuk mengatasi ancaman yang datang.
Perangkat itu mengganggu frekuensi yang digunakan stasiun bumi untuk terhubung dengan UAV, menyebabkan pesawat lepas kendali dan jatuh.
Taiwan telah melaporkan beberapa serangan drone pekan lalu, dan menuduh China mengirim mereka untuk “merusak perdamaian dan stabilitas.”
Pada Kamis, satu UAV ditembak jatuh di dekat pulau Kinmen. “Peluru langsung ditembakkan ke drone "sipil" setelah mengabaikan beberapa peringatan,” papar pernyataan Taipei.
“Senjata anti-drone telah digunakan pasukan Taiwan, yang juga memukul mundur satu UAV di atas kepulauan Kinmen pada Sabtu,” ungkap Kementerian Pertahanan Taiwan.
Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari China, yang menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Ketegangan meningkat antara Taipei dan Beijing sejak kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan bulan lalu.
China mengeluarkan tanggapan yang marah, meluncurkan latihan besar-besaran di Selat Taiwan dan memberlakukan pembatasan perdagangan di pulau itu.
Awal pekan ini, Gedung Putih menyetujui penjualan senjata lebih dari USD1,1 miliar ke Taiwan, menyebabkan reaksi marah lain dari China.
Beijing menganggap kesepakatan itu merusak kedaulatannya dan mengirim "sinyal yang salah" kepada "pasukan separatis" di pulau itu.
Pengerahan itu menyusul beberapa serangan drone (UAV) yang diduga datang dari daratan China.
Kinmen dan Matsu adalah kelompok pulau-pulau kecil di Selat Taiwan, dikendalikan Taipei tetapi terletak lebih dekat ke garis pantai China.
Militer Taiwan mengatakan pasukan diberikan senjata anti-drone sebagai bagian dari pendekatan fleksibel untuk mengatasi ancaman yang datang.
Perangkat itu mengganggu frekuensi yang digunakan stasiun bumi untuk terhubung dengan UAV, menyebabkan pesawat lepas kendali dan jatuh.
Taiwan telah melaporkan beberapa serangan drone pekan lalu, dan menuduh China mengirim mereka untuk “merusak perdamaian dan stabilitas.”
Pada Kamis, satu UAV ditembak jatuh di dekat pulau Kinmen. “Peluru langsung ditembakkan ke drone "sipil" setelah mengabaikan beberapa peringatan,” papar pernyataan Taipei.
“Senjata anti-drone telah digunakan pasukan Taiwan, yang juga memukul mundur satu UAV di atas kepulauan Kinmen pada Sabtu,” ungkap Kementerian Pertahanan Taiwan.
Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari China, yang menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Ketegangan meningkat antara Taipei dan Beijing sejak kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan bulan lalu.
China mengeluarkan tanggapan yang marah, meluncurkan latihan besar-besaran di Selat Taiwan dan memberlakukan pembatasan perdagangan di pulau itu.
Awal pekan ini, Gedung Putih menyetujui penjualan senjata lebih dari USD1,1 miliar ke Taiwan, menyebabkan reaksi marah lain dari China.
Beijing menganggap kesepakatan itu merusak kedaulatannya dan mengirim "sinyal yang salah" kepada "pasukan separatis" di pulau itu.
(sya)