Mesra dengan China, Kepulauan Solomon Larang Kapal Perang AS Berlabuh

Rabu, 31 Agustus 2022 - 00:10 WIB
loading...
Mesra dengan China,...
Kepulauan Solomon resmi melarang kapal perang AS masuk dan berlabuh di pelabuhannya. Larangan dikeluarkan beberapa bulan setelah negara itu meneken kerjasama keamanan dengan China. Foto/US Navy via REUTERS
A A A
CANBERRA - Kepulauan Solomon untuk sementara waktu melarang kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) masuk dan berlabuh di pelabuhannya. Larangan dikeluarkan beberapa bulan setelah negara itu menandatangani perjanjian keamanan dan kerja sama dengan China.

Kedutaan AS di Canberra, Australia, pada Selasa (30/8/2022) mengungkap keputusan pemerintah Kepulauan Solomon tersebut.

"Pada 29 Agustus, Amerika Serikat menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah Kepulauan Solomon mengenai moratorium semua kunjungan Angkatan Laut, menunggu pembaruan dalam prosedur protokol," kata kedutaan.



Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare meminta para mitra negaranya memberi waktu kepada pemerintah untuk menerapkan prosedur baru guna menyetujui kunjungan pelabuhan.

Menurut pernyataan PM Sogavare, yang dikirim melalui email kepada Reuters, ketika diadopsi, aturan baru akan berlaku secara universal untuk semua kapal Angkatan Laut yang berkunjung.

Pernyataannya selanjutnya mengatakan bahwa negara itu memiliki pengalaman yang tidak menguntungkan dari kapal Angkatan Laut asing yang memasuki perairan negara itu selama tahun ini tanpa izin diplomatik yang diberikan.

Penangguhan itu terjadi setelah insiden pada 23 Agustus, ketika sebuah kapal Coast Guard AS meminta izin untuk berhenti dan mengisi bahan bakar tetapi tidak mendapat tanggapan dari pihak berwenang Kepulauan Solomon.

Pada saat itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa Washington kecewa dengan keputusan Kepulauan Solomon.”

Sebagai tanggapan, Sogavare mengeklaim bahwa kapal AS telah menerima izin untuk berlabuh, tetapi ketika diberikan, kapal Amerika tersebut telah meninggalkan perairan Kepulauan Solomon, diduga menuju Papua Nugini.

Pada bulan April, Kepulauan Solomon menandatangani pakta keamanan dengan China untuk mengatasi ancaman keamanan dan memastikan lingkungan yang aman untuk investasi.

Langkah itu, bagaimanapun, tidak cocok dengan sejumlah negara Barat, di manan AS mengatakan bahwa Washington khawatir tentang kurangnya transparansi dan sifat yang tidak ditentukan dari perjanjian tersebut.

Australia, sementara itu, menyuarakan keprihatinan bahwa perjanjian itu memiliki potensi untuk merusak stabilitas di kawasan Pasifik.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
5 Fakta Arab Saudi Mediasi...
5 Fakta Arab Saudi Mediasi Perundingan Amerika Serikat dan Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina
Iran Ungkap Rincian...
Iran Ungkap Rincian Tuntutan dalam Negosiasi Nuklir
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
China Upgrade Besar-besaran...
China Upgrade Besar-besaran Pangkalan di Laut China Selatan, Terlihat Pesawat Pengebom H-6K
Perang Dagang Sengit,...
Perang Dagang Sengit, Diplomat Beijing: Gaun Sekretaris Pers Gedung Putih Buatan China
AS Kembali Tangkap Mahasiswa...
AS Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina, Namanya Mohsen Mahdawi
Rusia Akan Tempatkan...
Rusia Akan Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Australia Minta Penjelasan Indonesia
Arab Saudi Kirim 24...
Arab Saudi Kirim 24 Dokter dan Perawat ke Suriah, Lakukan 95 Operasi Jantung
Rekomendasi
7 Persamaan Nabi Isa...
7 Persamaan Nabi Isa dan Yesus
IHSG Terus Menanjak...
IHSG Terus Menanjak Naik, Pagi Ini Dibuka Sentuh 6.452
Pesan Cristiano Ronaldo...
Pesan Cristiano Ronaldo yang Penuh Makna untuk Alexander Volkanovski usai Jadi Raja Kelas Bulu UFC
Berita Terkini
5 Fakta Arab Saudi Mediasi...
5 Fakta Arab Saudi Mediasi Perundingan Amerika Serikat dan Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina
28 menit yang lalu
Profil Sayyida Ahad...
Profil Sayyida Ahad binti Abdullah, Istri Raja Oman yang Menginspirasi Perempuan Arab
1 jam yang lalu
Iran Ungkap Rincian...
Iran Ungkap Rincian Tuntutan dalam Negosiasi Nuklir
1 jam yang lalu
Kisah Luar Biasa Juliane...
Kisah Luar Biasa Juliane Koepcke, Remaja yang Jatuh 10.000 Kaki dari Pesawat dan Bisa Selamat
2 jam yang lalu
Abu Ubaidah: Israel...
Abu Ubaidah: Israel Mungkin telah Membunuh Sandera Warga AS Edan Alexander
3 jam yang lalu
Hamas Tolak Usulan Gencatan...
Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata yang Mendesak Pejuang Palestina Menyerah
4 jam yang lalu
Infografis
Balas Dendam ke AS,...
Balas Dendam ke AS, China Naikkan Tarif Impor Jadi 125%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved