Umar Patek Ikut Program Deradikalisasi, Media Australia Soroti Tingkat Keberhasilannya
loading...
A
A
A
Tsauri menjalani berbagai kursus mulai dari manajemen konflik hingga pengembangan empati, yang menurutnya meninggalkan kesan kuat dan membuka matanya.
Tokoh agama juga memberikan perspektif baru tentang praktik keagamaan dan toleransi.
“Saya jadi paham bahwa masalah sosial di masyarakat tidak hitam putih, ada kompromi dan akomodasi dalam mengatasi perbedaan di masyarakat,” papar dia.
"Ketika saya menjadi teroris, saya dulu merasa bahwa saya berpikir dengan tepat ... pada dasarnya jika saya benar, Anda salah, dan sebaliknya," ujar dia.
Peneliti dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Jakarta Dyah Ayu Kartika mengatakan program BNPT meliputi kursus identifikasi, rehabilitasi, re-edukasi dan resosialisasi yang dilakukan di pusat deradikalisasi di Jawa Barat dan di Lapas.
“Menurut para narapidana yang (berpartisipasi) di penjara, programnya tidak terlalu intensif, dan biasanya dalam bentuk ceramah,” ungkap Kartika.
Menurut dia, program deradikalisasi yang dijalankan Densus difokuskan pada terpidana teroris di Lapas Pengamanan Maksimum dan Super Maksimum.
“Mereka menargetkan tokoh teroris utama, dan biasanya pendekatan mereka lebih personal, karena teroris ini ditangkap oleh Densus sehingga mereka tahu persis profil mereka, seperti apa kepribadian mereka, dan bagaimana mereka dapat didekati,” ujar dia.
Hendro Fernando bergabung dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berafiliasi dengan Negara Islam pada 2014 dan kemudian ditangkap pada 2016, sehari setelah pemboman Thamrin Jakarta.
Juga dikenal sebagai Abu Jasyi, dia dijatuhi hukuman penjara enam tahun dua bulan karena memasok senjata api, merekrut dan mengirim ratusan warga negara Indonesia ke Suriah, dan penggalangan dana untuk MIT.
Tokoh agama juga memberikan perspektif baru tentang praktik keagamaan dan toleransi.
“Saya jadi paham bahwa masalah sosial di masyarakat tidak hitam putih, ada kompromi dan akomodasi dalam mengatasi perbedaan di masyarakat,” papar dia.
"Ketika saya menjadi teroris, saya dulu merasa bahwa saya berpikir dengan tepat ... pada dasarnya jika saya benar, Anda salah, dan sebaliknya," ujar dia.
Peneliti dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Jakarta Dyah Ayu Kartika mengatakan program BNPT meliputi kursus identifikasi, rehabilitasi, re-edukasi dan resosialisasi yang dilakukan di pusat deradikalisasi di Jawa Barat dan di Lapas.
“Menurut para narapidana yang (berpartisipasi) di penjara, programnya tidak terlalu intensif, dan biasanya dalam bentuk ceramah,” ungkap Kartika.
Menurut dia, program deradikalisasi yang dijalankan Densus difokuskan pada terpidana teroris di Lapas Pengamanan Maksimum dan Super Maksimum.
“Mereka menargetkan tokoh teroris utama, dan biasanya pendekatan mereka lebih personal, karena teroris ini ditangkap oleh Densus sehingga mereka tahu persis profil mereka, seperti apa kepribadian mereka, dan bagaimana mereka dapat didekati,” ujar dia.
Hendro Fernando bergabung dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berafiliasi dengan Negara Islam pada 2014 dan kemudian ditangkap pada 2016, sehari setelah pemboman Thamrin Jakarta.
Juga dikenal sebagai Abu Jasyi, dia dijatuhi hukuman penjara enam tahun dua bulan karena memasok senjata api, merekrut dan mengirim ratusan warga negara Indonesia ke Suriah, dan penggalangan dana untuk MIT.