Rusia Peringatkan AS Hampir Jadi Pihak dalam Perang Ukraina
loading...
A
A
A
Pengiriman Washington ke militer Ukraina termasuk perangkat keras canggih seperti peluncur roket ganda HIMARS, howitzer M777, dan drone tempur.
Reuters melaporkan pada Jumat bahwa Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan paket bantuan mematikan lainnya untuk Kiev sekitar USD800 juta.
Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari pemerintahan Biden mengatakan kepada Politico pada Kamis bahwa Gedung Putih tidak memiliki masalah dengan Ukraina yang menyerang Krimea, yang menjadi bagian dari Rusia setelah referendum 2014 diadakan sebagai tanggapan atas kudeta di Kiev.
AS percaya Kiev dapat menyerang target apa pun di wilayahnya, dan "Crimea adalah Ukraina," menurut pejabat Amerika itu.
Baru-baru ini ada sejumlah ledakan di dekat gudang amunisi Rusia dan di lapangan terbang militer di Krimea, yang menurut Kementerian Pertahanan adalah tindakan “sabotase.”
Namun, pihak berwenang Ukraina belum secara resmi mengkonfirmasi keterlibatan dalam serangan tersebut.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Reuters melaporkan pada Jumat bahwa Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan paket bantuan mematikan lainnya untuk Kiev sekitar USD800 juta.
Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari pemerintahan Biden mengatakan kepada Politico pada Kamis bahwa Gedung Putih tidak memiliki masalah dengan Ukraina yang menyerang Krimea, yang menjadi bagian dari Rusia setelah referendum 2014 diadakan sebagai tanggapan atas kudeta di Kiev.
AS percaya Kiev dapat menyerang target apa pun di wilayahnya, dan "Crimea adalah Ukraina," menurut pejabat Amerika itu.
Baru-baru ini ada sejumlah ledakan di dekat gudang amunisi Rusia dan di lapangan terbang militer di Krimea, yang menurut Kementerian Pertahanan adalah tindakan “sabotase.”
Namun, pihak berwenang Ukraina belum secara resmi mengkonfirmasi keterlibatan dalam serangan tersebut.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.