Gambia Kesal Nenek-nenek Inggris Gila Seks Berwisata untuk Berburu Anak Muda
loading...
A
A
A
BANJUL - Otoritas pariwisata Gambia mengeluarkan peringatan kepada nenek-nenek Inggris yang gila seks untuk menjauh dari negara itu jika mereka berwisata untuk berburu "toyboy lovers".
Dalam sebuah pengumuman baru, Badan Pariwisata Gambia memperingatkan untuk tidak membudayakan "wisata seks".
Seorang pejabat badan tersebut mengeklaim Gambia hanya menginginkan "turis berkualitas".
Di Gambia, turis-turis wanita lanjut usia asal Inggris biasanya berkeliaran di kelab malam dan jalan-jalan dengan kekasih yang lebih muda. Pemandangan itu membuat Gambia memiliki reputasi sebagai "surga seks" bagi para nenek.
Penduduk setempat dengan tulus berharap untuk mengubah reputasi itu, dengan awal yang baru, yang akan mendatangkan "turis berkualitas" seperti yang diinginkan dan bukan nenek-nenek yang mencari kepuasan seks.
Abubacarr S. Camara, direktur Badan Pariwisata Gambia, mengatakan: "Yang kami inginkan adalah wisatawan berkualitas. Wisatawan yang datang untuk menikmati negara dan budayanya, tetapi bukan wisatawan yang datang hanya untuk seks."
Penerbangan murah Thomas Cook ke negara-negara bekas jajahan Inggris dan liburan murah yang diberikan ke Gambia disebut telah memberi jalan bagi kebangkitan pariwisata seks.
Itu adalah jenis pariwisata yang telah hidup lebih lama dari Thomas Cook, yang bangkrut pada 2019, dan bertahan melewati pandemi virus corona.
Penduduk setempat dan pemilik bisnis di Gambia mengatakan nenek-nenek yang gila seks telah menyebabkan penurunan reputasi negara.
Annette Griffin, pemilik pub ramah keluarga di Gambia, seperti dikutip The Telegraph, Kamis (18/8/2022), mengatakan bahwa tempatnya telah menjadi surga bagi wanita tua yang berharap menemukan "toyboy lovers [kekasih pria muda]", yang telah menghentikan keluarga dari berlibur di sana.
"Sebagian besar turis yang datang ke sini, datang untuk wisata seks. Tapi selain dari sisi kumuhnya, ada sisi bagus dari Gambia. Saya datang ke sini sembilan tahun lalu untuk liburan dan tinggal sejak itu," kata Annette.
"Bumsters" Gambia sering mencari mangsa untuk wanita yang lebih tua, dengan istilah yang menggambarkan pria yang mencari nenek di pantai dengan harapan mendapatkan toyboy.
Pemandu wisata, Kausu Samateh, menambahkan bahwa kemiskinan membuat pariwisata seks menjadi masalah yang meningkat.
"Orang-orang miskin di sini, jadi mereka tidak punya pilihan. Mereka pikir lebih baik pergi ke Eropa di mana mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Mereka berharap bahwa wanita tua akan mengambilnya," katanya.
Lihat Juga: Raja Charles III Ambil Barang Berharga dari Rumah Pangeran Andrew, Kesal Perintahnya Tak Dipatuhi
Dalam sebuah pengumuman baru, Badan Pariwisata Gambia memperingatkan untuk tidak membudayakan "wisata seks".
Seorang pejabat badan tersebut mengeklaim Gambia hanya menginginkan "turis berkualitas".
Di Gambia, turis-turis wanita lanjut usia asal Inggris biasanya berkeliaran di kelab malam dan jalan-jalan dengan kekasih yang lebih muda. Pemandangan itu membuat Gambia memiliki reputasi sebagai "surga seks" bagi para nenek.
Penduduk setempat dengan tulus berharap untuk mengubah reputasi itu, dengan awal yang baru, yang akan mendatangkan "turis berkualitas" seperti yang diinginkan dan bukan nenek-nenek yang mencari kepuasan seks.
Abubacarr S. Camara, direktur Badan Pariwisata Gambia, mengatakan: "Yang kami inginkan adalah wisatawan berkualitas. Wisatawan yang datang untuk menikmati negara dan budayanya, tetapi bukan wisatawan yang datang hanya untuk seks."
Penerbangan murah Thomas Cook ke negara-negara bekas jajahan Inggris dan liburan murah yang diberikan ke Gambia disebut telah memberi jalan bagi kebangkitan pariwisata seks.
Itu adalah jenis pariwisata yang telah hidup lebih lama dari Thomas Cook, yang bangkrut pada 2019, dan bertahan melewati pandemi virus corona.
Penduduk setempat dan pemilik bisnis di Gambia mengatakan nenek-nenek yang gila seks telah menyebabkan penurunan reputasi negara.
Annette Griffin, pemilik pub ramah keluarga di Gambia, seperti dikutip The Telegraph, Kamis (18/8/2022), mengatakan bahwa tempatnya telah menjadi surga bagi wanita tua yang berharap menemukan "toyboy lovers [kekasih pria muda]", yang telah menghentikan keluarga dari berlibur di sana.
"Sebagian besar turis yang datang ke sini, datang untuk wisata seks. Tapi selain dari sisi kumuhnya, ada sisi bagus dari Gambia. Saya datang ke sini sembilan tahun lalu untuk liburan dan tinggal sejak itu," kata Annette.
"Bumsters" Gambia sering mencari mangsa untuk wanita yang lebih tua, dengan istilah yang menggambarkan pria yang mencari nenek di pantai dengan harapan mendapatkan toyboy.
Pemandu wisata, Kausu Samateh, menambahkan bahwa kemiskinan membuat pariwisata seks menjadi masalah yang meningkat.
"Orang-orang miskin di sini, jadi mereka tidak punya pilihan. Mereka pikir lebih baik pergi ke Eropa di mana mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Mereka berharap bahwa wanita tua akan mengambilnya," katanya.
Lihat Juga: Raja Charles III Ambil Barang Berharga dari Rumah Pangeran Andrew, Kesal Perintahnya Tak Dipatuhi
(min)