Medvedev: Kecelakaan Nuklir Juga Bisa Terjadi di Eropa

Minggu, 14 Agustus 2022 - 21:30 WIB
loading...
Medvedev: Kecelakaan...
Medvedev: Kecelakaan Nuklir Juga Bisa Terjadi di Eropa. FOTO/TASS
A A A
MOSKOW - Mantan Presiden Rusia , Dmitry Medvedev telah mengeluarkan ancaman terselubung kepada sekutu Barat Ukraina yang menuduh Rusia menciptakan risiko bencana nuklir karena menempatkan pasukan di sekitar pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

Ukraina menuduh Rusia menembaki kota-kota Ukraina dari lokasi tersebut. Dilaporkan pula, Rusia telah menembaki daerah itu sendiri sambil menyalahkan Ukraina. Rusia menyatakan bahwa Ukraina yang telah menyerang pabrik tersebut.



“Mereka (Kiev dan sekutunya) mengatakan itu adalah Rusia. Itu jelas 100 persen omong kosong, bahkan untuk publik Russophobia yang bodoh,” kata Medvedev yang saan ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia.

"Mereka mengatakan itu terjadi murni karena kebetulan, seperti 'Kami tidak bermaksud'," tambahnya. "Apa yang bisa kukatakan? Jangan lupa bahwa Uni Eropa juga memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir. Dan, kecelakaan juga bisa terjadi di sana,” lanjut Medvedev.

Kepala nuklir PBB memperingatkan pada Kamis malam bahwa aktivitas militer "sangat mengkhawatirkan" di pembangkit nuklir dapat menyebabkan konsekuensi berbahaya.

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi mendesak Rusia dan Ukraina, yang saling menyalahkan atas serangan di pembangkit itu, untuk segera mengizinkan para ahli nuklir untuk menilai kerusakan dan mengevaluasi keselamatan dan keamanan di kompleks nuklir yang luas di mana situasinya “telah memburuk dengan sangat cepat”.



Dia menunjuk penembakan dan beberapa ledakan yang terjadi di Zaporizhzhia pada Jumat lalu yang memaksa penutupan transformator tenaga listrik dan dua transformator cadangan, memaksa penutupan satu reaktor nuklir.

Kiev dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan agar daerah itu didemiliterisasi, dan negara-negara ekonomi utama Kelompok Tujuh telah mendesak Rusia untuk mengembalikannya ke Ukraina.

Tetapi legislator senior Rusia Leonid Slutsky, ketua Komite Urusan Luar Negeri majelis rendah, mengatakan gagasan mengembalikan pabrik ke kendali Ukraina adalah “ejekan dari sudut pandang memastikan keamanan”.

"Dan semua pernyataan menteri luar negeri G7 untuk mendukung tuntutan mereka tidak lain adalah 'sponsor terorisme nuklir'," ujar Slutsky di saluran Telegram-nya. Rusia merebut pabrik Zaporizhzhia pada Maret setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari, tetapi situs tersebut masih dioperasikan oleh staf Ukraina.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1857 seconds (0.1#10.140)