Jerman Terancam Kerusuhan Besar akibat Kenaikan Harga Pangan dan Energi
loading...

Poster bertuliskan No Russophobia! terlihat di tengah bendera saat demonstrasi pro-Rusia di Frankfurt, Jerman, 10 April 2022. Foto/REUTERS/Kai Pfaffenbach
A
A
A
BERLIN - Pemerintah federal dan regional Jerman bersiap menghadapi gelombang protes yang mungkin terjadi pada musim gugur atau musim dingin ini.
Peringatan itu diungkapkan lembaga penyiaran ARD dan RBB yang didanai negara pada pekan ini.
“Kabinet Kanselir Jerman Olaf Scholz khawatir kenaikan harga makanan dan energi dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan dieksploitasi berbagai gerakan radikal," ungkap outlet tersebut.
Baca juga: NATO Ungkap Tujuan Utamanya dalam Perang Rusia dan Ukraina
Menurut media, protes tersebut mungkin mirip dengan yang dialami Jerman selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghadapi penolakan terhadap kebijakan penguncian dan vaksinasi.
Kantor berita ARD Tagesschau melaporkan beberapa kelompok telah berusaha mengorganisir protes di Berlin dengan slogan “Revolusi,” “Pemberontakan,” dan “Perang Saudara.”
Menurut laporan, protes itu mungkin serupa dengan yang dialami selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghadapi penolakan terhadap kebijakan penguncian dan vaksinasi.
Baca juga: Zelensky Tuding Amnesty International Dukung Terorisme, Ini Alasannya
Demonstrasi baru mungkin sekali lagi menyatukan orang-orang yang dikenal sebagai Querdenker (pemikir lateral) di Jerman.
Ini adalah organisasi longgar gerakan akar rumput yang menjadi menonjol selama protes anti-lockdown.
Peringatan itu diungkapkan lembaga penyiaran ARD dan RBB yang didanai negara pada pekan ini.
“Kabinet Kanselir Jerman Olaf Scholz khawatir kenaikan harga makanan dan energi dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan dieksploitasi berbagai gerakan radikal," ungkap outlet tersebut.
Baca juga: NATO Ungkap Tujuan Utamanya dalam Perang Rusia dan Ukraina
Menurut media, protes tersebut mungkin mirip dengan yang dialami Jerman selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghadapi penolakan terhadap kebijakan penguncian dan vaksinasi.
Kantor berita ARD Tagesschau melaporkan beberapa kelompok telah berusaha mengorganisir protes di Berlin dengan slogan “Revolusi,” “Pemberontakan,” dan “Perang Saudara.”
Menurut laporan, protes itu mungkin serupa dengan yang dialami selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghadapi penolakan terhadap kebijakan penguncian dan vaksinasi.
Baca juga: Zelensky Tuding Amnesty International Dukung Terorisme, Ini Alasannya
Demonstrasi baru mungkin sekali lagi menyatukan orang-orang yang dikenal sebagai Querdenker (pemikir lateral) di Jerman.
Ini adalah organisasi longgar gerakan akar rumput yang menjadi menonjol selama protes anti-lockdown.
Lihat Juga :