AS Setuju Jual Rudal Patriot ke Arab Saudi dan Sistem Rudal THAAD untuk UEA
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan 300 rudal Patriot ke Arab Saudi dalam kesepakatan senilai USD3,05 miliar atau sekitar Rp45,4 triliun.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pentagon , AS mengatakan bahwa Riyadh meminta rudal PATRIOT MIM-104E Guidance Enhanced Missile-Tactical Ballistic Missiles (GEM-T). Penjualan akan mencakup alat-alat lain dan peralatan uji coba.
Kontraktor utama adalah Raytheon yang berbasis di AS.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan negara mitra yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Teluk," kata Pentagon seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (4/8/2022).
Pentagon menambahkan bahwa penjualan ini akan meningkatkan kemampuan Arab Saudi untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan mengisi kembali persediaan rudal PATRIOT GEM-T yang semakin menipis.
Pernyataan ini mengutip serangan drone dan rudal balistik lintas batas kelompok pemberontak Yaman, Houthi, yang gigih terhadap situs-situs sipil dan infrastruktur penting di Arab Saudi.
Al Arabiya pertama kali melaporkan pada bulan Juni bahwa AS kemungkinan akan mengumumkan penjualan pencegat anti-rudal dalam beberapa minggu mendatang.
Houthi yang didukung Iran menggandakan jumlah serangan terhadap sasaran sipil di Arab Saudi selama sembilan bulan pertama tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. Data itu menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington.
Selain itu, dalam kesepakatan lain, Deplu AS juga menyetujui penjualan senilai $2,25 miliar atau sekitar Rp33 triliun 96 sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Uni Emirat Arab (UEA).
Pentagon mengatakan bahwa UEA meminta untuk membeli peluru kendali THAAD, dua THAAD Launch Control Stations (LCS), dan dua THAAD Tactical Operations Stations (TOS). Juga termasuk perbaikan dan pengembalian, integrasi sistem dan checkout, dan suku cadang dan perbaikan.
Menurut Pentagon penjualan ini akan mendukung kepentingan keamanan nasional AS dan meningkatkan keamanan mitra regional yang penting.
“Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan UEA untuk menghadapi ancaman rudal balistik saat ini dan masa depan di kawasan itu, dan mengurangi ketergantungan pada pasukan AS,” kata Pentagon
Kontraktor utama adalah Lockheed Martin, dengan Pentagon menyebut UEA sebagai “mitra vital AS” untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pentagon , AS mengatakan bahwa Riyadh meminta rudal PATRIOT MIM-104E Guidance Enhanced Missile-Tactical Ballistic Missiles (GEM-T). Penjualan akan mencakup alat-alat lain dan peralatan uji coba.
Kontraktor utama adalah Raytheon yang berbasis di AS.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan negara mitra yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Teluk," kata Pentagon seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (4/8/2022).
Pentagon menambahkan bahwa penjualan ini akan meningkatkan kemampuan Arab Saudi untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan mengisi kembali persediaan rudal PATRIOT GEM-T yang semakin menipis.
Pernyataan ini mengutip serangan drone dan rudal balistik lintas batas kelompok pemberontak Yaman, Houthi, yang gigih terhadap situs-situs sipil dan infrastruktur penting di Arab Saudi.
Al Arabiya pertama kali melaporkan pada bulan Juni bahwa AS kemungkinan akan mengumumkan penjualan pencegat anti-rudal dalam beberapa minggu mendatang.
Houthi yang didukung Iran menggandakan jumlah serangan terhadap sasaran sipil di Arab Saudi selama sembilan bulan pertama tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. Data itu menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington.
Selain itu, dalam kesepakatan lain, Deplu AS juga menyetujui penjualan senilai $2,25 miliar atau sekitar Rp33 triliun 96 sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Uni Emirat Arab (UEA).
Pentagon mengatakan bahwa UEA meminta untuk membeli peluru kendali THAAD, dua THAAD Launch Control Stations (LCS), dan dua THAAD Tactical Operations Stations (TOS). Juga termasuk perbaikan dan pengembalian, integrasi sistem dan checkout, dan suku cadang dan perbaikan.
Menurut Pentagon penjualan ini akan mendukung kepentingan keamanan nasional AS dan meningkatkan keamanan mitra regional yang penting.
“Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan UEA untuk menghadapi ancaman rudal balistik saat ini dan masa depan di kawasan itu, dan mengurangi ketergantungan pada pasukan AS,” kata Pentagon
Kontraktor utama adalah Lockheed Martin, dengan Pentagon menyebut UEA sebagai “mitra vital AS” untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan itu.
(ian)