Citra Satelit: Ledakan Dahsyat Iran Diyakini dari Situs Rudal Bawah Tanah
loading...
A
A
A
DUBAI - Sebuah ledakan dahsyat mengguncang Parchin, timur Teheran, Iran , Jumat lalu diyakini para analis berasal dari situs rudal bawah tanah. Pendapat itu berdasarkan citra satelit yang diterbitkan pada Sabtu pekan lalu.
Parchin merupakan pangkalan militer Iran yang pada awal tahun 2000-an dilaporkan menjadi lokasi uji coba perangkat nuklir. Teheran telah membantah laporan uji coba nuklir tersebut.
Beberapa jam setelah ledakan, juru bicara Kementerian Pertahanan Davoud Abdi mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah bahwa ledakan terjadi di fasilitas penyimpanan gas di area publik dan bukan di pangkalan militer.
Dia mengklaim kobaran api telah dipadamkan dan tidak ada korban jiwa. Namun, dia tidak memberikan rincian penjelasan tentang penyebab ledakan besar tersebut. (Baca: Ledakan Dahsyat Guncang Iran, Diduga di Situs Nuklir Militer )
"Rekan-rekan kami hadir di lapangan dan menyelidiki insiden itu dengan cermat," kata Abdi.
Namun, foto dari satelit Sentinel-2 Komisi Eropa menunjukkan lokasi ledakan tepat di area Pegunungan Alborz, timur Teheran. Para analis citra satelit meyakini ledakan itu berasal dari terowongan bawah tanah yang jadi lokasi produksi rudal. Ledakan itu diduga telah membakar ratusan meter semak belukar.
Stasiun televisi pemerintah Iran bergegas menyiarkan sebuah segmen dari apa yang digambarkan sebagai situs ledakan. Salah satu jurnalisnya berdiri di depan tabung gas yang tampak besar dan menghitam, meskipun kameranya tetap fokus dan tidak menunjukkan apa pun di sekitar lokasi.
Area penyimpanan gas berada di dekat apa yang para analis gambarkan sebagai fasilitas rudal Khojir Iran. Fabian Hinz, peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, seperti dikutip Fox News, Senin (29/6/2020), mengatakan ledakan itu tampaknya menghantam sebuah fasilitas untuk Grup Industri Shahid Bakeri yang membuat roket berbahan bakar padat.
Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington mengidentifikasi Khojir sebagai situs banyak terowongan, yang beberapa di antaranya diduga digunakan untuk perakitan senjata.
Bangunan industri besar di lokasi yang terlihat dari foto-foto satelit juga menggambarkan kegiatan yang mirip perakitan rudal di sana.
Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Amerika Serikat mengatakan Iran secara keseluruhan memiliki program fasilitas bawah tanah terbesar di Timur Tengah. (Baca juga: Iran: Ledakan Dahsyat Parchin Bukan dari Pangkalan Militer )
"Situs-situs tersebut mendukung sebagian besar segi kemampuan rudal balistik Teheran, termasuk kekuatan operasional dan pengembangan rudal dan program produksi," kata DIA dalam laporan tahun 2019.
Para pejabat Iran sendiri juga mengidentifikasi situs itu berada di Parchin, rumah bagi pangkalan militer di mana Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebelumnya mengatakan mereka mencurigai Iran melakukan tes pemicu ledakan yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Iran telah lama membantah mencari senjata nuklir, meskipun IAEA sebelumnya mengatakan Iran telah melakukan pekerjaan dalam mendukung kemungkinan dimensi militer untuk program nuklirnya, yang sebagian besar dihentikan pada akhir 2003.
Kekhawatiran Barat atas program atom Iran menyebabkan sanksi dan akhirnya berujung pada kesepakatan nuklir 2012 antara Teheran dengan negara-negara kekuatan dunia. Namun, AS di bawah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu pada Mei 2018, yang mengarah pada konflik yang memanas antara kedua negara tersebut.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
Parchin merupakan pangkalan militer Iran yang pada awal tahun 2000-an dilaporkan menjadi lokasi uji coba perangkat nuklir. Teheran telah membantah laporan uji coba nuklir tersebut.
Beberapa jam setelah ledakan, juru bicara Kementerian Pertahanan Davoud Abdi mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah bahwa ledakan terjadi di fasilitas penyimpanan gas di area publik dan bukan di pangkalan militer.
Dia mengklaim kobaran api telah dipadamkan dan tidak ada korban jiwa. Namun, dia tidak memberikan rincian penjelasan tentang penyebab ledakan besar tersebut. (Baca: Ledakan Dahsyat Guncang Iran, Diduga di Situs Nuklir Militer )
"Rekan-rekan kami hadir di lapangan dan menyelidiki insiden itu dengan cermat," kata Abdi.
Namun, foto dari satelit Sentinel-2 Komisi Eropa menunjukkan lokasi ledakan tepat di area Pegunungan Alborz, timur Teheran. Para analis citra satelit meyakini ledakan itu berasal dari terowongan bawah tanah yang jadi lokasi produksi rudal. Ledakan itu diduga telah membakar ratusan meter semak belukar.
Stasiun televisi pemerintah Iran bergegas menyiarkan sebuah segmen dari apa yang digambarkan sebagai situs ledakan. Salah satu jurnalisnya berdiri di depan tabung gas yang tampak besar dan menghitam, meskipun kameranya tetap fokus dan tidak menunjukkan apa pun di sekitar lokasi.
Area penyimpanan gas berada di dekat apa yang para analis gambarkan sebagai fasilitas rudal Khojir Iran. Fabian Hinz, peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, seperti dikutip Fox News, Senin (29/6/2020), mengatakan ledakan itu tampaknya menghantam sebuah fasilitas untuk Grup Industri Shahid Bakeri yang membuat roket berbahan bakar padat.
Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington mengidentifikasi Khojir sebagai situs banyak terowongan, yang beberapa di antaranya diduga digunakan untuk perakitan senjata.
Bangunan industri besar di lokasi yang terlihat dari foto-foto satelit juga menggambarkan kegiatan yang mirip perakitan rudal di sana.
Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Amerika Serikat mengatakan Iran secara keseluruhan memiliki program fasilitas bawah tanah terbesar di Timur Tengah. (Baca juga: Iran: Ledakan Dahsyat Parchin Bukan dari Pangkalan Militer )
"Situs-situs tersebut mendukung sebagian besar segi kemampuan rudal balistik Teheran, termasuk kekuatan operasional dan pengembangan rudal dan program produksi," kata DIA dalam laporan tahun 2019.
Para pejabat Iran sendiri juga mengidentifikasi situs itu berada di Parchin, rumah bagi pangkalan militer di mana Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebelumnya mengatakan mereka mencurigai Iran melakukan tes pemicu ledakan yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Iran telah lama membantah mencari senjata nuklir, meskipun IAEA sebelumnya mengatakan Iran telah melakukan pekerjaan dalam mendukung kemungkinan dimensi militer untuk program nuklirnya, yang sebagian besar dihentikan pada akhir 2003.
Kekhawatiran Barat atas program atom Iran menyebabkan sanksi dan akhirnya berujung pada kesepakatan nuklir 2012 antara Teheran dengan negara-negara kekuatan dunia. Namun, AS di bawah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu pada Mei 2018, yang mengarah pada konflik yang memanas antara kedua negara tersebut.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
(min)