Senator Top AS: Saya Akan Terkejut jika Kim Jong-un Tak Meninggal
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Senator top Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham mengatakan dia akan terkejut jika diktator muda Korea Utara (Korut) Kim Jong-un tidak meninggal. Alasannya, negara komunis itu tetap bungkam di tengah meningkatnya spekulasi tentang kematian sang pemimpin.
“Ini adalah masyarakat tertutup. Saya belum pernah mendengar apa pun secara langsung, tetapi saya akan terkejut jika dia tidak meninggal atau dalam kondisi lumpuh karena Anda tidak membiarkan desas-desus seperti ini berlangsung selamanya atau tidak terjawab dalam masyarakat tertutup yang benar-benar sebuah sekte, bukan sebuah negara, yang disebut Korea Utara," kata Graham kepada tuan rumah program "Justice with Judge Jeanine" Fox News, Jeanine Pirro.
Senator South Carolina ini merupakan anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS yang juga sekutu dekat Presiden Donald Trump."(Saya berharap) orang-orang Korea Utara yang telah lama menderita akan mendapatkan bantuan jika dia meninggal," ujarnya.
“Presiden Trump bersedia melakukan bisnis dengan Korea Utara dengan cara yang saling menguntungkan. Jadi jika orang ini sudah meninggal, saya berharap orang yang mengambil alih (kekuasaan) akan bekerja dengan Presiden Trump untuk menjadikan Korea Utara tempat yang lebih baik untuk semua orang," lanjut Senator Graham, seperti dikutip New York Post, Senin (27/4/2020).
Kim dilaporkan telah menjalani operasi kardiovaskular awal bulan ini yang mendorong desas-desus miring mulai dari kondisi kesehatannya yang memburuk hingga meninggal dunia.
Shijian Xingzou, wakil direktur Televisi Satelit Hong Kong (HKSTV), melalui akun Weibo-nya telah membagikan kabar bahwa Kim Jong-un sudah meninggal. Xingzou, yang merupakan keponakan menteri luar negeri China, mengklaim informasi itu dia terima dari "sumber yang sangat kuat".
Sebelumnya, media Jepang mengklaim Jumat malam bahwa Kim Jong-un dalam kondisi yang disebut "vegetative state".
Rumor kematian Kim Jong-un dimulai ketika dia absen dalam perayaan ulang tahun ke-108 mendiang kakeknya yang juga pendiri Korut, Kim Il-sung, pada 15 April 2020. Acara itu merupakan salah satu momen paling penting dalam kalender negara Korea Utara.
Kim sebelumnya tidak pernah absen dalam perayaan yang dikenal sebagai "Hari Matahari" tersebut sejak dia mengambil alih kekuasaan pada 2011 setelah kematian ayahnya; Kim Jong-il. Rumor tak mengenakkan semakin kencang ketika dia belum juga terlihat pada hari Sabtu ketika negaranya memperingati "Hari Militer".
Namun, penasihat kebijakan luar negeri Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, Chung-in Moon, memecah kebekuan rumor itu dengan menegaskan bahwa sang diktator muda Korut masih hidup dan dalam kondisi sehat.
"Posisi pemerintah kita kuat. Kim Jong-un masih hidup dan sehat," katanya kepada Fox News.
Menurut penasihat presiden tersebut, Kim Jong-un telah tinggal di daerah Wonsan sejak 13 April 2020."Sejauh ini tidak ada gerakan mencurigakan yang terdeteksi," ujarnya.
“Ini adalah masyarakat tertutup. Saya belum pernah mendengar apa pun secara langsung, tetapi saya akan terkejut jika dia tidak meninggal atau dalam kondisi lumpuh karena Anda tidak membiarkan desas-desus seperti ini berlangsung selamanya atau tidak terjawab dalam masyarakat tertutup yang benar-benar sebuah sekte, bukan sebuah negara, yang disebut Korea Utara," kata Graham kepada tuan rumah program "Justice with Judge Jeanine" Fox News, Jeanine Pirro.
Senator South Carolina ini merupakan anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS yang juga sekutu dekat Presiden Donald Trump."(Saya berharap) orang-orang Korea Utara yang telah lama menderita akan mendapatkan bantuan jika dia meninggal," ujarnya.
“Presiden Trump bersedia melakukan bisnis dengan Korea Utara dengan cara yang saling menguntungkan. Jadi jika orang ini sudah meninggal, saya berharap orang yang mengambil alih (kekuasaan) akan bekerja dengan Presiden Trump untuk menjadikan Korea Utara tempat yang lebih baik untuk semua orang," lanjut Senator Graham, seperti dikutip New York Post, Senin (27/4/2020).
Kim dilaporkan telah menjalani operasi kardiovaskular awal bulan ini yang mendorong desas-desus miring mulai dari kondisi kesehatannya yang memburuk hingga meninggal dunia.
Shijian Xingzou, wakil direktur Televisi Satelit Hong Kong (HKSTV), melalui akun Weibo-nya telah membagikan kabar bahwa Kim Jong-un sudah meninggal. Xingzou, yang merupakan keponakan menteri luar negeri China, mengklaim informasi itu dia terima dari "sumber yang sangat kuat".
Sebelumnya, media Jepang mengklaim Jumat malam bahwa Kim Jong-un dalam kondisi yang disebut "vegetative state".
Rumor kematian Kim Jong-un dimulai ketika dia absen dalam perayaan ulang tahun ke-108 mendiang kakeknya yang juga pendiri Korut, Kim Il-sung, pada 15 April 2020. Acara itu merupakan salah satu momen paling penting dalam kalender negara Korea Utara.
Kim sebelumnya tidak pernah absen dalam perayaan yang dikenal sebagai "Hari Matahari" tersebut sejak dia mengambil alih kekuasaan pada 2011 setelah kematian ayahnya; Kim Jong-il. Rumor tak mengenakkan semakin kencang ketika dia belum juga terlihat pada hari Sabtu ketika negaranya memperingati "Hari Militer".
Namun, penasihat kebijakan luar negeri Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, Chung-in Moon, memecah kebekuan rumor itu dengan menegaskan bahwa sang diktator muda Korut masih hidup dan dalam kondisi sehat.
"Posisi pemerintah kita kuat. Kim Jong-un masih hidup dan sehat," katanya kepada Fox News.
Menurut penasihat presiden tersebut, Kim Jong-un telah tinggal di daerah Wonsan sejak 13 April 2020."Sejauh ini tidak ada gerakan mencurigakan yang terdeteksi," ujarnya.
(min)