Mohammed bin Salman Akan Bangun Pencakar Langit dari Cermin di Gurun Senilai Rp14.985 T

Senin, 25 Juli 2022 - 08:57 WIB
loading...
A A A
Pangeran MBS juga mengatakan bahwa proyek tersebut bertujuan untuk memungkinkan satu juta penduduk bertemu dalam waktu lima menit berjalan kaki dan melakukan perjalanan dari ujung ke ujung dalam rentang waktu 20 menit. Ini juga dilaporkan akan didukung oleh energi terbarukan.

Bangunan futuristik itu akan menampilkan kilau perak dan interior yang rumit, dengan tangga dan tanaman hijau serta rumah untuk menciptakan komunitas linier.

Proyek triliunan dolar ini diharapkan dapat menampung lima juta orang setelah selesai dan kereta berkecepatan tinggi akan berjalan di bawah gedung. Ini juga akan menampilkan marina untuk kapal di bawah lengkungan bangunan.

Jutaan komunitas juga akan diberi makan melalui pertanian vertikal yang akan diintegrasikan ke dalam dinding bangunan mengkilap dan penduduk dilaporkan akan membayar langganan untuk makan tiga kali sehari.

Pangeran MBS menegaskan bangunan akan benar-benar netral karbon dan baik untuk lingkungan setempat.

Kehidupan gurun tidak hanya panas, lengket, dan berpasir, tetapi The Mirror Line juga akan menampilkan stadion olahraga yang ditetapkan setinggi 1.000 kaki di atas tanah.

Pangeran MBS juga berharap Neom, secara keseluruhan, akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan membiarkan negara kaya minyak itu berhenti bergantung pada sumber daya minyak untuk kekayaan.

Namun, investasi asing di Neom belum begitu muncul karena banyak negara Barat terus memboikot negara tersebut atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Pangeran Mohammed bin Salman dituduh memerintahkan pembunuhan jurnalis pembangkang Saudi, Jamal Khashoggi, pada 2018. Namun, calon raja Saudi itu telah membantah keterlibatan apa pun.

Orang lain yang memiliki sedikit keraguan politik mempertanyakan apakah proyek yang dirancang terlalu ambisius. Arab Saudi sebelumnya membatalkan rencana untuk membangun gedung pencakar langit setinggi satu mil yang akan menjadi yang tertinggi di dunia setelah mengalami kesulitan pendanaan.

Proyek Neom juga menghadapi kritik soal HAM ketika diumumkan setelah suku-suku dipindahkan secara paksa dari daerah tersebut dan pihak keamanan diduga menembak mati seorang penduduk.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1058 seconds (0.1#10.140)