Mohammed bin Salman Akan Bangun Pencakar Langit dari Cermin di Gurun Senilai Rp14.985 T

Senin, 25 Juli 2022 - 08:57 WIB
loading...
Mohammed bin Salman Akan Bangun Pencakar Langit dari Cermin di Gurun Senilai Rp14.985 T
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman akan membangun The Mirror Line, gedung pencar langit besar-besaran yang terbuat dari kaca cermin di gurun yang luas. Proyek ini nilainya lebih dari Rp14.985 triliun. Foto/NEOM
A A A
RIYADH - Arab Saudi , atas prakarsa Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) , telah meluncurkan rencana untuk membangun gedung pencakar langit senilai USD1 triliun (lebih dari Rp14.985 triliun).

Uniknya, bangunan ini akan terbuat dari kaca cermin yang akan membentang melintasi gurun dan berdiri lebih tinggi dari Empire State Building.

The Mirror Line--nama proyek ini--akan menjadi bagian dari kota gurun yang disebut Neom, yang akan seukuran Massachusetts. Proyek Neom sudah diumumkan Pangeran Mohammed bin Salman pada Januari 2021.

Putra Raja Salman ini meluncurkan proyek tersebut setelah mengatakan dia ingin negaranya memiliki proyek konstruksi yang ikonik dan abadi seperti Piramida Mesir.

Baca Juga: Ide Kota Neom Rp7.000 Triliun di Arab Saudi: Hujan di Gurun Pasir hingga Robot

"The [Mirror] Line adalah proyek yang merupakan revolusi peradaban yang mengutamakan manusia," katanya saat itu.

The Mirror Line akan terdiri dari dua bangunan setinggi 1.600 kaki yang berjalan sejajar satu sama lain melintasi 75 mil lanskap gurun, pesisir, dan pegunungan.

Pangeran MBS telah mengeklaim bahwa dia ingin The Mirror Line siap pada tahun 2030, meskipun para insinyur mengatakan butuh waktu 50 tahun untuk membangunnya.

Bangunan itu sangat panjang sehingga akan berdiri tegak untuk memperhitungkan kelengkungan Bumi, dan juga akan memiliki jalur kereta api berkecepatan tinggi yang berjalan di bawah panjangnya.

Menurut Wall Street Journal, Minggu (24/7/2022), jika sepenuhnya selesai, gedung pencakar langit itu akan membentang dari Teluk Aqaba, melalui pegunungan, dan kemudian memanjang di sepanjang pantai menjadi "aerotropolis" gurun.

Pangeran MBS juga mengatakan bahwa proyek tersebut bertujuan untuk memungkinkan satu juta penduduk bertemu dalam waktu lima menit berjalan kaki dan melakukan perjalanan dari ujung ke ujung dalam rentang waktu 20 menit. Ini juga dilaporkan akan didukung oleh energi terbarukan.

Bangunan futuristik itu akan menampilkan kilau perak dan interior yang rumit, dengan tangga dan tanaman hijau serta rumah untuk menciptakan komunitas linier.

Proyek triliunan dolar ini diharapkan dapat menampung lima juta orang setelah selesai dan kereta berkecepatan tinggi akan berjalan di bawah gedung. Ini juga akan menampilkan marina untuk kapal di bawah lengkungan bangunan.

Jutaan komunitas juga akan diberi makan melalui pertanian vertikal yang akan diintegrasikan ke dalam dinding bangunan mengkilap dan penduduk dilaporkan akan membayar langganan untuk makan tiga kali sehari.

Pangeran MBS menegaskan bangunan akan benar-benar netral karbon dan baik untuk lingkungan setempat.

Kehidupan gurun tidak hanya panas, lengket, dan berpasir, tetapi The Mirror Line juga akan menampilkan stadion olahraga yang ditetapkan setinggi 1.000 kaki di atas tanah.

Pangeran MBS juga berharap Neom, secara keseluruhan, akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan membiarkan negara kaya minyak itu berhenti bergantung pada sumber daya minyak untuk kekayaan.

Namun, investasi asing di Neom belum begitu muncul karena banyak negara Barat terus memboikot negara tersebut atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Pangeran Mohammed bin Salman dituduh memerintahkan pembunuhan jurnalis pembangkang Saudi, Jamal Khashoggi, pada 2018. Namun, calon raja Saudi itu telah membantah keterlibatan apa pun.

Orang lain yang memiliki sedikit keraguan politik mempertanyakan apakah proyek yang dirancang terlalu ambisius. Arab Saudi sebelumnya membatalkan rencana untuk membangun gedung pencakar langit setinggi satu mil yang akan menjadi yang tertinggi di dunia setelah mengalami kesulitan pendanaan.

Proyek Neom juga menghadapi kritik soal HAM ketika diumumkan setelah suku-suku dipindahkan secara paksa dari daerah tersebut dan pihak keamanan diduga menembak mati seorang penduduk.

Tahun penyelesaian proyek ditetapkan 2030, tetapi pembangun dan perencana kota berjuang untuk menyelesaikan banyak pertanyaan. Proyek ini awalnya direncanakan akan selesai dalam 50 tahun.

Para perencana sedang berjuang untuk menjawab apakah penduduk akan mempertimbangkan untuk tinggal di gedung bertingkat tinggi setelah pandemi, migrasi hewan dan burung, dan bagaimana menangani struktur yang berdampak pada aliran air tanah.

Perencana lingkungan mengatakan ukuran dan panjang The Mirror Line yang tipis akan mengganggu pola burung yang bermigrasi--dan kaca cermin bangunan dapat lebih membingungkan mereka, menuangkan air pada keinginan proyek untuk menjadi ramah planet.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1135 seconds (0.1#10.140)