3 Negara Sahabat Rusia, Semua Ogah Ikuti Jejak Sanksi Barat
loading...
A
A
A
BEIJING - Rusia mendapat banyak kecaman dari berbagai negara barat karena invasinya ke Ukraina. Bahkan, negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin ini turut mendapat sanksi dari Barat atas keputusannya tersebut.
Namun, menyikapi tindakan Rusia, ada sejumlah negara yang memilih bersikap netral atau bahkan memberi dukungan kepada Rusia.
Negara-negara tersebut menjadi sahabat Rusia yang bekerja sama dalam berbagai bidang. Menurut survei yang dilakukan Levada Center, organisasi non-pemerintah Rusia, berikut beberapa negara yang dianggap sebagai sahabat Rusia.
1. Belarusia
Negara pecahan Uni Soviet yang berada di Eropa Timur ini mempunyai hubungan bilateral yang kuat dengan negara Rusia. Bukan hanya mendukung, akan tetapi Presiden Belarus Alexander Lukashenko, yang dikenal bergantung pada Rusia, juga membantu Rusia secara aktif.
Di tengah-tengah konflik Rusia-Ukraina, Lukashenko menyepakati pasokan peralatan militer ke Minsk, ibu kota Belarusia.
Selain itu, Belarusia juga tergabung dalam Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO) yang beranggotakan negara-negara bekas pecahan Uni Soviet, termasuk Rusia di dalamnya.
2. India
Sejak era Uni Soviet, Rusia telah membina hubungan dengan India. Pada 1971, Uni Soviet dan India menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama, walaupun India juga mengaku sebagai negara non-blok.
Kerja sama di bidang pertahanan merupakan hal utama dalam hubungan India dan Rusia. India banyak mengimpor persenjataan dari Rusia.
Menyikapi invasi Rusia terhadap Ukraina, India berada pada posisi yang netral dan menolak mengutuk agresi yang dilancarkan Rusia.
3. China
Terkait permasalahan Rusia-Ukraina, China mengambil sisi netral dan tidak menyalahkan Rusia dalam permasalahan ini. Bahkan, China seperti tak terpengaruh akan sanksi-sanksi yang dilemparkan negara-negara barat terhadap Rusia.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengungkapkan China akan selalu berdiri dalam menjaga perdamaian dan menentang perang serta memilih untuk tidak memihak.
Setelah pertemuan Wang Yi dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Anhui, China timur, kedua negara memutuskan membangun kerja sama dan membangun hubungan bilateral dalam berbagai bidang.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Namun, menyikapi tindakan Rusia, ada sejumlah negara yang memilih bersikap netral atau bahkan memberi dukungan kepada Rusia.
Negara-negara tersebut menjadi sahabat Rusia yang bekerja sama dalam berbagai bidang. Menurut survei yang dilakukan Levada Center, organisasi non-pemerintah Rusia, berikut beberapa negara yang dianggap sebagai sahabat Rusia.
1. Belarusia
Negara pecahan Uni Soviet yang berada di Eropa Timur ini mempunyai hubungan bilateral yang kuat dengan negara Rusia. Bukan hanya mendukung, akan tetapi Presiden Belarus Alexander Lukashenko, yang dikenal bergantung pada Rusia, juga membantu Rusia secara aktif.
Di tengah-tengah konflik Rusia-Ukraina, Lukashenko menyepakati pasokan peralatan militer ke Minsk, ibu kota Belarusia.
Selain itu, Belarusia juga tergabung dalam Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO) yang beranggotakan negara-negara bekas pecahan Uni Soviet, termasuk Rusia di dalamnya.
2. India
Sejak era Uni Soviet, Rusia telah membina hubungan dengan India. Pada 1971, Uni Soviet dan India menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama, walaupun India juga mengaku sebagai negara non-blok.
Kerja sama di bidang pertahanan merupakan hal utama dalam hubungan India dan Rusia. India banyak mengimpor persenjataan dari Rusia.
Menyikapi invasi Rusia terhadap Ukraina, India berada pada posisi yang netral dan menolak mengutuk agresi yang dilancarkan Rusia.
3. China
Terkait permasalahan Rusia-Ukraina, China mengambil sisi netral dan tidak menyalahkan Rusia dalam permasalahan ini. Bahkan, China seperti tak terpengaruh akan sanksi-sanksi yang dilemparkan negara-negara barat terhadap Rusia.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengungkapkan China akan selalu berdiri dalam menjaga perdamaian dan menentang perang serta memilih untuk tidak memihak.
Setelah pertemuan Wang Yi dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Anhui, China timur, kedua negara memutuskan membangun kerja sama dan membangun hubungan bilateral dalam berbagai bidang.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)