Macron: Rusia Akan Gunakan Gas Sebagai Senjata Perang

Jum'at, 15 Juli 2022 - 00:11 WIB
loading...
Macron: Rusia Akan Gunakan...
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto/The Economic Times
A A A
PARIS - Prancis perlu memobilisasi untuk mempersiapkan skenario kemungkinan kekurangan energi musim gugur ini karena Rusia menggunakan pengurangan pasokan gas ke Eropa sebagai senjata dalam perangnya dengan Ukraina . Hal itu diungkapkan Presiden Prancis Emmanuel Macron .

Macron mengatakan Prancis bertujuan untuk mengelola energo tanpa gas Rusia sesegera mungkin tanpa melihat kapan perang Ukraina akan berakhir.

Menuduh Moskow menggunakan pengiriman energi ke Barat sebagai "senjata perang", Macron mengatakan dalam sebuah wawancara TV yang menandai Hari Bastille Prancis bahwa Prancis sudah mendiversifikasi sumber pasokan energinya, dan membangun stok menjelang musim dingin berikutnya.

"Rusia sudah mulai memotong pasokan gas dengan menutup pipa Nordstream 1," katanya kepada saluran televisi TF1, mengacu pada gangguan pasokan Rusia yang katanya untuk alasan pemeliharaan.

"Itu pesan yang sangat jelas: Ini (Rusia) akan menggunakan gas sebagai senjata perang," imbuhnya.

"Kita perlu melakukannya tanpa gas Rusia sepenuhnya," ia menambahkan seperti dilansir dari France24,Jumat (15/7/2022).



Prancis diperkirakan menerima kurang dari 20 persen dari total impor gas dari Rusia.

Macron memperingatkan, transisi dari energi Rusia berarti bahwa musim panas dan awal musim gugur mungkin akan sangat sulit.

Bahkan jika terjadi konflik berkepanjangan di Ukraina, Macron mengatakan bahwa Prancis akan terus membantu Kiev mempertahankan diri dari Moskow sambil tetap menerapkan sanksi terhadap Rusia.

"Kami ingin menghentikan perang ini tanpa berperang sendiri," ujarnya.

Macron mengatakan Prancis meningkatkan pasokan gas dari Norwegia, Qatar, Aljazair dan Amerika Serikat, dan membangun cadangan gas yang akan mendekati 100 persen pada musim gugur.

Memperhatikan bahwa penggunaan energi Prancis telah "sedikit berkurang" dibandingkan tahun sebelumnya, Macron meminta pihak berwenang, konsumen, dan industri untuk menghemat energi dan menghilangkan sumber pemborosan energi.



“Kita perlu memasukkan logika pengekangan kolektif,” imbau Macron.

"Pemerintah akan menjadi contoh bagi pelaku sektor swasta dengan memastikan bahwa kita mengkonsumsi lebih sedikit energi," sambungnya.

Dia mengatakan pembatasan ini akan membutuhkan solidaritas dari sesama warga Prancis.

"Menggunakan lebih sedikit energi adalah hal yang baik untuk iklim dan juga untuk kemandirian energi kita," ucapnya.

Macron juga menegaskan bahwa Prancis akan berinvestasi lebih banyak di sektor energi nuklir, yang saat ini menyediakan sekitar 70 persen kebutuhan listrik negara itu.

"Energi nuklir adalah solusi berkelanjutan, baik untuk Prancis maupun negara lain" pungkasnya.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1181 seconds (0.1#10.140)