Rusia Peringatkan Barat Soal Nasib Senjata yang Dikirim ke Ukraina

Rabu, 06 Juli 2022 - 03:41 WIB
loading...
Rusia Peringatkan Barat Soal Nasib Senjata yang Dikirim ke Ukraina
Rusia peringatkan Barat soal nasib senjata yang dikirim ke Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Beberapa senjata yang dikirim oleh Barat ke Ukraina gagal mencapai tujuan dan dapat memicu konflik lebih jauh. Peringatan itu dilontarkan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu saat berbicara pada pertemuan kementerian.

"Kolektif Barat, dengan harapan menyeret konflik di Ukraina, melanjutkan pasokan senjata skala besar ke rezim Kiev," katanya.

“Lebih dari 28.000 ton kargo militer telah dikirim ke negara itu,” ungkap Menteri Pertahanan Rusia itu seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (6/7/2022).

Namun menurut informasi militer Rusia, kata Shoigu, beberapa senjata asing yang dipasok oleh Barat ke Ukraina menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah, dan juga berakhir di pasar gelap.



Pernyataan menteri Rusia ini datang segera setelah penyelidikan Russia Today mengungkapkan bahwa pengiriman bantuan mematikan dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan negara-negara NATO lainnya ke Ukraina menyebabkan munculnya web pasar gelap, di mana beberapa senjata dapat dibeli.

Para pedagang Ukraina mengklaim tidak hanya menawarkan senjata ringan atau pelindung tubuh, tetapi juga perangkat keras canggih seperti sistem anti-tank Javelin dan NLAW, serta drone peledak Phoenix Ghost dan Switchblade. Namun, tidak dapat sepenuhnya dikecualikan bahwa penjual sebenarnya tidak memiliki persediaan senjata, karena penyidik Russia Today tidak menyelesaikan pembelian apa pun.

Akhir bulan lalu, negara-negara G7 berjanji untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dalam segala bentuk “selama yang dibutuhkan.” Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan bahwa negara mereka akan terus memasok senjata ke Kiev untuk memperkuat tangan mereka dalam perang dan negosiasi di masa depan.

Bulan lalu, kepala Interpol, Jurgen Stock, memperingatkan bahwa konflik di Ukraina akan mengakibatkan banyak senjata muncul di pasar gelap.



Pada bulan April, seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa Gedung Putih memiliki kemampuan "hampir nol" untuk melacak senjata yang dikirim ke Ukraina.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada bulan Mei bahwa ia membahas pentingnya pelacakan dan pengamanan senjata yang dipasok AS dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Menteri Pertahanan Aleksey Reznikov, yang meyakinkannya bahwa mereka mengawasi.

Moskow telah memperingatkan agar tidak memasok senjata Barat ke Ukraina, dengan alasan bahwa itu hanya memperpanjang pertempuran, sambil meningkatkan risiko konfrontasi militer langsung antara Rusia dan NATO.

Rusia juga menjelaskan bahwa pasukannya akan menganggap setiap persenjataan asing di wilayah Ukraina sebagai target yang sah.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1679 seconds (0.1#10.140)