Erdogan Sebut Operasi Militer di Suriah Dapat Dimulai Kapan Saja
loading...
A
A
A
ANKARA - Operasi militer baru Turki di Suriah utara dapat dimulai kapan saja. Hal itu ditegaskan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan , Jumat (1/7/2022).
"Saya selalu mengatakan bahwa kami dapat memulai (operasi) kapan saja di malam hari. Kami tidak perlu khawatir dan terburu-buru, terutama karena kami bekerja di daerah itu. Saya harap kami akan memulai operasi ketika saatnya tiba," kata Erdogan kepada wartawan setelah kembali dari KTT NATO di Madrid.
Seperti dilaporkan kantor berita TASS, pihak berwenang Turki sebelumnya telah melaporkan bahwa Angkatan Bersenjata Turki sepenuhnya siap untuk operasi lintas batas. Menurut Erdogan, tujuan utama dari rencana operasi di Suriah adalah untuk memperluas zona keamanan sepanjang 30 kilometer yang dibuat pada Oktober 2019 setelah Operasi Mata Air Perdamaian.
Media lokal melaporkan bahwa 50.000 tentara Turki dan 5.000 pejuang dari apa yang disebut Tentara Pembebasan Suriah, yang dikendalikan oleh Ankara, diperkirakan akan ambil bagian dalam operasi tersebut.
Seperti dicatat, operasi itu akan memungkinkan Turki untuk mengontrol bagian perbatasan sepanjang 600 kilometer dengan negara Timur Tengah dan meminimalkan ancaman teroris yang berasal dari wilayah tetangga.
Secara khusus, surat kabar Hurriyet mencatat, daerah yang direbut enam tahun lalu oleh Pasukan Bela Diri Rakyat Suriah akan dibebaskan dan koridor keamanan akan diperluas. Dengan demikian, daerah di tepi barat Sungai Efrat akan sepenuhnya dibersihkan dari pasukan pro-Kurdi, yang dianggap Ankara sebagai cabang dari PKK Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang di negara itu.
Sebagai hasil dari operasi Turki sebelumnya di Suriah utara, zona keamanan dibuat antara kota Aazaz dan Jerablus di utara Aleppo, Afrin diduduki, dan daerah perbatasan di timur Sungai Efrat dikuasai.
"Saya selalu mengatakan bahwa kami dapat memulai (operasi) kapan saja di malam hari. Kami tidak perlu khawatir dan terburu-buru, terutama karena kami bekerja di daerah itu. Saya harap kami akan memulai operasi ketika saatnya tiba," kata Erdogan kepada wartawan setelah kembali dari KTT NATO di Madrid.
Seperti dilaporkan kantor berita TASS, pihak berwenang Turki sebelumnya telah melaporkan bahwa Angkatan Bersenjata Turki sepenuhnya siap untuk operasi lintas batas. Menurut Erdogan, tujuan utama dari rencana operasi di Suriah adalah untuk memperluas zona keamanan sepanjang 30 kilometer yang dibuat pada Oktober 2019 setelah Operasi Mata Air Perdamaian.
Media lokal melaporkan bahwa 50.000 tentara Turki dan 5.000 pejuang dari apa yang disebut Tentara Pembebasan Suriah, yang dikendalikan oleh Ankara, diperkirakan akan ambil bagian dalam operasi tersebut.
Seperti dicatat, operasi itu akan memungkinkan Turki untuk mengontrol bagian perbatasan sepanjang 600 kilometer dengan negara Timur Tengah dan meminimalkan ancaman teroris yang berasal dari wilayah tetangga.
Secara khusus, surat kabar Hurriyet mencatat, daerah yang direbut enam tahun lalu oleh Pasukan Bela Diri Rakyat Suriah akan dibebaskan dan koridor keamanan akan diperluas. Dengan demikian, daerah di tepi barat Sungai Efrat akan sepenuhnya dibersihkan dari pasukan pro-Kurdi, yang dianggap Ankara sebagai cabang dari PKK Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang di negara itu.
Sebagai hasil dari operasi Turki sebelumnya di Suriah utara, zona keamanan dibuat antara kota Aazaz dan Jerablus di utara Aleppo, Afrin diduduki, dan daerah perbatasan di timur Sungai Efrat dikuasai.
(esn)