Hasil Unggulan Pertanian Gaza, Wilayah Palestina yang Diblokade Israel
loading...
A
A
A
GAZA - Jalur Gaza , wilayah Palestina yang diblokade Israel selama bertahun-tahun, memiliki lahan pertanian yang subur. Hanya saja, blokade telah membuat para petani di sana tidak bisa leluasa mengekspor hasil unggulan pertanian mereka.
Sekadar diketahui, wilayah Palestina saat ini praktis hanya tinggal Tepi Barat—yang dikendalikan pemerintah Otorita Palestina (PA) dari faksi Fatah—dan Jalur Gaza yang dikendalikan faksi Hamas.
Bertani telah menjadi pekerjaan andalan penduduk Palestina, terutama yang bermukim di Jalur Gaza.
Data dari Badan Pusat Statistik Palestina pada 2010 menunjukkan ada 292.000 tenaga kerja di sektor pertanian dengan 52 persen bekerja penuh waktu.
Palestina memiliki area pertanian seluas 121 hektare di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dari area seluas itu, 68% di antaranya dimanfaatkan untuk bertani, 10% beternak, dan 21,8% kombinasi dari bertani dan beternak.
Mengutip TRT World, berikut hasil unggulan pertanian Gaza:
1. Jeruk
Buah ini terkenak dihasilkan dari kerja keras para petani di Khan Younis.
2. Zaitun
Kebun zaitun menjadi lahan mata pencaharian warga Gaza di Jabaliya. Ada juga petani di sana yang membudidayakan kacang almon.
3. Kurma
Buah ini terkenal dihasilkan dari perkebunan di Al Zawayda.
4. Anggur
Buah anggur yang dihasilkan di lahan pertanian Khan Younis dijuluki sebagai "emas kuning" karena kualitasnya yang bagus.
5 Stroberi
Buah ini menjadi produk unggulan para petani di Um Naser dan Dier Balah. Selain stroberi, dua wilayah pertanian tersebut juga menghasilkan tomat, ubi jalar, dan aneka sayuran.
Pasar Produk Pertanian Gaza
Produk-produk pertanian Gaza biasanya dipasarkan ke beberapa negara terdekat, seperti Israel, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Yordania. Lantaran masih diblokade Israel, setiap produk pertanian Gaza juga terpaksa lewat Isrel.
Palestina, yang belum menjadi negara merdeka, belum memiliki mata uang sendiri. Rakyatnya, termasuk para petani Gaza, menggunakan mata uang shekel (Israel), dinar (Yordania) dan pound (Mesir) sebagai alat untuk transaksi.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Sekadar diketahui, wilayah Palestina saat ini praktis hanya tinggal Tepi Barat—yang dikendalikan pemerintah Otorita Palestina (PA) dari faksi Fatah—dan Jalur Gaza yang dikendalikan faksi Hamas.
Bertani telah menjadi pekerjaan andalan penduduk Palestina, terutama yang bermukim di Jalur Gaza.
Data dari Badan Pusat Statistik Palestina pada 2010 menunjukkan ada 292.000 tenaga kerja di sektor pertanian dengan 52 persen bekerja penuh waktu.
Palestina memiliki area pertanian seluas 121 hektare di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dari area seluas itu, 68% di antaranya dimanfaatkan untuk bertani, 10% beternak, dan 21,8% kombinasi dari bertani dan beternak.
Mengutip TRT World, berikut hasil unggulan pertanian Gaza:
1. Jeruk
Buah ini terkenak dihasilkan dari kerja keras para petani di Khan Younis.
2. Zaitun
Kebun zaitun menjadi lahan mata pencaharian warga Gaza di Jabaliya. Ada juga petani di sana yang membudidayakan kacang almon.
3. Kurma
Buah ini terkenal dihasilkan dari perkebunan di Al Zawayda.
4. Anggur
Buah anggur yang dihasilkan di lahan pertanian Khan Younis dijuluki sebagai "emas kuning" karena kualitasnya yang bagus.
5 Stroberi
Buah ini menjadi produk unggulan para petani di Um Naser dan Dier Balah. Selain stroberi, dua wilayah pertanian tersebut juga menghasilkan tomat, ubi jalar, dan aneka sayuran.
Pasar Produk Pertanian Gaza
Produk-produk pertanian Gaza biasanya dipasarkan ke beberapa negara terdekat, seperti Israel, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Yordania. Lantaran masih diblokade Israel, setiap produk pertanian Gaza juga terpaksa lewat Isrel.
Palestina, yang belum menjadi negara merdeka, belum memiliki mata uang sendiri. Rakyatnya, termasuk para petani Gaza, menggunakan mata uang shekel (Israel), dinar (Yordania) dan pound (Mesir) sebagai alat untuk transaksi.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(min)