Jumlah Anak Muda yang Tewas Misterius di Kelab Malam Menjadi 22 Orang
loading...
A
A
A
EASTERN CAPE - Jumlah anak muda yang ditemukan tewas misterius di sebuah kelab malam di Afrika Selatan telah bertambah menjadi 22 orang.
Laporan media lokal mengatakan para korban berpesta di kelab malam di East London untuk merayakan akhir dari ujian sekolah.
Pihak berwenang di Afrika Selatan sedang menyelidiki kematian misterius dari 22 anak muda tersebut. Seluruh korban ditemukan tergeletak di lantai sebuah kelab malam populer di kota pesisir East London.
Lembaga penyiaran negara SABC melaporkan kematian puluhan orang itu kemungkinan akibat desak-desakan, namun penyebab pastinya belum diketahui.
Semua jenazah diangkut ke kamar mayat rumah sakit terdekat, di mana kerabat diharapkan membantu mengidentifikasi para korban pria dan wanita. Demikian disampaikan Siyanda Manana, juru bicara Departemen Kesehatan Provinsi Eastern Cape.
"Kami akan segera melakukan autopsi sehingga kami dapat mengetahui kemungkinan penyebab kematian," katanya kepada Reuters, Senin (27/6/2022), saat personel forensik melanjutkan pekerjaan mereka di lokasi kejadian yang telah ditutup di Enyobeni Tavern.
"Kami berbicara tentang 22 mayat sekarang," kata Manana, menambahkan bahwa tes toksikologi adalah bagian dari pemeriksaan.
Mengekspresikan belasungkawa kepada keluarga yang terkena dampak, Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan dia khawatir tentang keadaan di mana anak-anak muda, berpotensi di bawah usia 18 tahun, diizinkan untuk berkumpul di kedai minuman.
Ramaphosa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hukum harus mengambil jalannya setelah penyelidikan selesai.
“Seruan adalah kepada orang tua untuk melihat bahwa anak-anak mereka dipelihara dengan baik, seruan adalah pada masyarakat untuk mengatakan kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita mati,” ujar Bheki Cele, Menteri Polisi Nasional, kepada kerumunan besar di Scenery Park selama kunjungan dadakan yang disiarkan langsung di televisi.
Seorang gadis berusia 17 tahun, yang hanya menyebut namanya sebagai "Lolly" dan tinggal di dekat kelab malam tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa tempat itu adalah tempat nongkrong yang populer di kalangan remaja, tetapi komunitas itu menginginkannya ditutup setelah tragedi itu terjadi.
“Semua orang ingin itu ditutup karena mereka menjual alkohol kepada anak-anak di bawah umur. Semua orang marah, semua orang sedih karena apa yang terjadi,” katanya.
Laporan media lokal mengatakan para korban berpesta di kelab malam di East London untuk merayakan akhir dari ujian sekolah.
Pihak berwenang di Afrika Selatan sedang menyelidiki kematian misterius dari 22 anak muda tersebut. Seluruh korban ditemukan tergeletak di lantai sebuah kelab malam populer di kota pesisir East London.
Lembaga penyiaran negara SABC melaporkan kematian puluhan orang itu kemungkinan akibat desak-desakan, namun penyebab pastinya belum diketahui.
Semua jenazah diangkut ke kamar mayat rumah sakit terdekat, di mana kerabat diharapkan membantu mengidentifikasi para korban pria dan wanita. Demikian disampaikan Siyanda Manana, juru bicara Departemen Kesehatan Provinsi Eastern Cape.
"Kami akan segera melakukan autopsi sehingga kami dapat mengetahui kemungkinan penyebab kematian," katanya kepada Reuters, Senin (27/6/2022), saat personel forensik melanjutkan pekerjaan mereka di lokasi kejadian yang telah ditutup di Enyobeni Tavern.
"Kami berbicara tentang 22 mayat sekarang," kata Manana, menambahkan bahwa tes toksikologi adalah bagian dari pemeriksaan.
Mengekspresikan belasungkawa kepada keluarga yang terkena dampak, Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan dia khawatir tentang keadaan di mana anak-anak muda, berpotensi di bawah usia 18 tahun, diizinkan untuk berkumpul di kedai minuman.
Ramaphosa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hukum harus mengambil jalannya setelah penyelidikan selesai.
“Seruan adalah kepada orang tua untuk melihat bahwa anak-anak mereka dipelihara dengan baik, seruan adalah pada masyarakat untuk mengatakan kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita mati,” ujar Bheki Cele, Menteri Polisi Nasional, kepada kerumunan besar di Scenery Park selama kunjungan dadakan yang disiarkan langsung di televisi.
Seorang gadis berusia 17 tahun, yang hanya menyebut namanya sebagai "Lolly" dan tinggal di dekat kelab malam tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa tempat itu adalah tempat nongkrong yang populer di kalangan remaja, tetapi komunitas itu menginginkannya ditutup setelah tragedi itu terjadi.
“Semua orang ingin itu ditutup karena mereka menjual alkohol kepada anak-anak di bawah umur. Semua orang marah, semua orang sedih karena apa yang terjadi,” katanya.
(min)