Jerman Rilis Bantuan Militer untuk Ukraina, dari Suku Cadang MIG-29 hingga Amunisi

Rabu, 22 Juni 2022 - 17:22 WIB
loading...
A A A
Daftar barang yang sedang dipersiapkan Berlin untuk dikirim menampilkan sejumlah senjata berat yang telah lama diminta oleh Kiev dari sekutu Baratnya.

Seorang pejabat Jerman mencatat dalam dokumen itu bahwa untuk alasan keamanan, mereka tidak akan mengungkapkan rincian dan tanggal tambahan apa pun hingga penyerahan sistem senjata ini berhasil.

Di antara barang-barang yang akan dikirim ke Ukraina adalah tujuh howitzer lapis baja self-propelled, 54 pengangkut personel lapis baja M113 rancangan AS yang bersumber dari Denmark, 30 senjata Gepard anti-pesawat self-propelled dengan amunisi, satu sistem pertahanan udara IRIS-T SLM buatan Jerman, tiga sistem peluncuran roket ganda (MLRS) M270 buatan AS, bersama dengan rudal dan 10.000 peluru artileri serta radar dan senjata anti-drone.



Jerman, bersama dengan sejumlah negara anggota UE lainnya, AS, Inggris, Kanada, dan Australia telah menyediakan senjata bagi Ukraina sejak dimulainya serangan Rusia terhadap negara itu pada akhir Februari lalu.

Tidak seperti AS dan Inggris, Jerman sejauh ini berhenti mengirimkan senjata berat ke Kiev.

Meskipun Berlin memberi lampu hijau untuk pengiriman ini pada akhir April, perangkat keras tampaknya masih belum sampai ke Ukraina. Laporan media menyebutkan, antara lain, kurangnya amunisi yang sesuai sebagai alasan penundaan.

Pemerintah Ukraina semakin menyatakan ketidaksabaran dan frustrasinya terhadap Jerman. Presiden Volodymyr Zelensky dan Andrey Melnik, duta besar untuk Berlin, telah berulang kali menegur Kanselir Jerman Olaf Scholz dan pemerintahnya atas kegagalan mereka mengirimkan senjata yang dijanjikan.

Rusia telah berulang kali mengutuk pengiriman senjata ke Ukraina oleh sekutu Baratnya, mengklaim bahwa itu tidak akan mengubah arah konflik, tetapi hanya akan memperpanjangnya.

Para pejabat di Moskow juga telah memperingatkan bahwa senjata itu pada akhirnya bisa jatuh ke tangan teroris dan penjahat di tempat lain.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1632 seconds (0.1#10.140)