Israel Kembali Desak Palestina Serahkan Peluru yang Menewaskan Abu Akleh
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Tentara pendudukan Israel telah mengeluarkan seruan baru kepada Otoritas Palestina (PA) untuk menyerahkan peluru yang menewaskan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh. Permintaan itu disampaikan oleh seorang juru bicara militer Israel pada Jumat lalu.
Seruan ini datang menyusul laporan tentang investigasi independen oleh The Washington Post dan Al Jazeera.
Bulan lalu, tentara Israel menembaki Abu Akleh dan krunya selama serangan militer di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki yang berujung pada tewasnya sang jurnalis.
Sebuah penyelidikan Palestina menyampaikan bahwa seorang tentara Israel sengaja menembak Abu Akleh. Israel telah menolak tudingan ini dengan menyebutnya terang-terangan telah salah.
Israel mengatakan tidak dapat secara definitif menerima temuan penyelidikan sebelum memeriksa peluru yagn menewaskan Abu Akleh di mana Otoritas Palestina menolak untuk diberikan.
Kepala Staf tentara Israel Aviv Kohavi telah memerintahkan tim yang menyelidiki pembunuhan itu untuk diperluas.
"Untuk memperdalam studi bukti dokumenter dari malam itu," katanya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (19/6/2022).
Tim itu sekarang telah bergabung.
"Seorang perwira senior dengan kemampuan teknologi khusus dari departemen intelijen," ujarnya.
Seruan ini datang menyusul laporan tentang investigasi independen oleh The Washington Post dan Al Jazeera.
Bulan lalu, tentara Israel menembaki Abu Akleh dan krunya selama serangan militer di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki yang berujung pada tewasnya sang jurnalis.
Sebuah penyelidikan Palestina menyampaikan bahwa seorang tentara Israel sengaja menembak Abu Akleh. Israel telah menolak tudingan ini dengan menyebutnya terang-terangan telah salah.
Israel mengatakan tidak dapat secara definitif menerima temuan penyelidikan sebelum memeriksa peluru yagn menewaskan Abu Akleh di mana Otoritas Palestina menolak untuk diberikan.
Kepala Staf tentara Israel Aviv Kohavi telah memerintahkan tim yang menyelidiki pembunuhan itu untuk diperluas.
"Untuk memperdalam studi bukti dokumenter dari malam itu," katanya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (19/6/2022).
Tim itu sekarang telah bergabung.
"Seorang perwira senior dengan kemampuan teknologi khusus dari departemen intelijen," ujarnya.