Biden Sebut Tak Akan Temui Pangeran Mohammed bin Salman, tapi Ada di Acara yang Sama
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia tidak akan menemui Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) saat berkunjung ke kerajaan tersebut bulan depan.
Dia bersikeras bahwa dirinya hanya akan melihat pangeran berkuasa itu sebagai bagian dari pertemuan internasional, yang sama-sama mereka hadiri.
Lawatan pertama Biden ke Kerajaan Arab Saudi sebagai presiden AS telah dilihat oleh para aktivis hak asasi manusia (HAM) sebagai langkah yang bertentangan dengan janjinya untuk menempatkan HAM di jantung kebijakan luar negeri AS.
Selama perjalanan empat hari dari 13 hingga 16 Juli, Biden berencana mengunjungi Israel, Tepi Barat—wilayah Palestina yang diduduki Israel, dan Kerajaan Arab Saudi.
Kunjungan itu akan memuncak dengan pertemuan besar para pemimpin regional di Jeddah, kota pelabuhan Arab Saudi, di mana Biden diperkirakan akan terlibat dalam beberapa pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
"Saya tidak akan bertemu dengan MBS. Saya akan menghadiri pertemuan internasional dan dia akan menjadi bagian dari itu," kata Biden kepada wartawan ketika ditanya bagaimana dia akan menangani topik pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018, seperti dilansir Middle East Eye, Sabtu (18/6/2022).
Khashoggi adalah jurnalis Saudi pengkritik kerajaan yang dibunuh dan dimutilasi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Dia dibunuh para agen Saudi setelah masuk konsulat untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan untuk pernikahannya yang akan datang. Jenazahnya tidak pernah ditemukan.
Saat menjadi kandidat presiden AS, Biden mengutuk hubungan AS-Arab Saudi di bawah pemerintahan Donald Trump dan berjanji untuk menjadikan kerajaan itu "paria", bergabung dengan sebagian besar politisi Partai Demokratnya dalam menyerukan pemikiran ulang tentang hubungan Washington dengan Riyadh.
Tetapi sejak menjabat sebagai presiden, dia telah menolak untuk menjatuhkan sanksi pada Mohammed bin Salman, menyusul rilis laporan intelijen AS yang menggambarkan dugaan keterlibatan Putra Mahkota Saudi dalam pembunuhan Khashoggi.
Dia bersikeras bahwa dirinya hanya akan melihat pangeran berkuasa itu sebagai bagian dari pertemuan internasional, yang sama-sama mereka hadiri.
Lawatan pertama Biden ke Kerajaan Arab Saudi sebagai presiden AS telah dilihat oleh para aktivis hak asasi manusia (HAM) sebagai langkah yang bertentangan dengan janjinya untuk menempatkan HAM di jantung kebijakan luar negeri AS.
Selama perjalanan empat hari dari 13 hingga 16 Juli, Biden berencana mengunjungi Israel, Tepi Barat—wilayah Palestina yang diduduki Israel, dan Kerajaan Arab Saudi.
Kunjungan itu akan memuncak dengan pertemuan besar para pemimpin regional di Jeddah, kota pelabuhan Arab Saudi, di mana Biden diperkirakan akan terlibat dalam beberapa pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
"Saya tidak akan bertemu dengan MBS. Saya akan menghadiri pertemuan internasional dan dia akan menjadi bagian dari itu," kata Biden kepada wartawan ketika ditanya bagaimana dia akan menangani topik pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018, seperti dilansir Middle East Eye, Sabtu (18/6/2022).
Khashoggi adalah jurnalis Saudi pengkritik kerajaan yang dibunuh dan dimutilasi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Dia dibunuh para agen Saudi setelah masuk konsulat untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan untuk pernikahannya yang akan datang. Jenazahnya tidak pernah ditemukan.
Saat menjadi kandidat presiden AS, Biden mengutuk hubungan AS-Arab Saudi di bawah pemerintahan Donald Trump dan berjanji untuk menjadikan kerajaan itu "paria", bergabung dengan sebagian besar politisi Partai Demokratnya dalam menyerukan pemikiran ulang tentang hubungan Washington dengan Riyadh.
Tetapi sejak menjabat sebagai presiden, dia telah menolak untuk menjatuhkan sanksi pada Mohammed bin Salman, menyusul rilis laporan intelijen AS yang menggambarkan dugaan keterlibatan Putra Mahkota Saudi dalam pembunuhan Khashoggi.