Biden Sebut Tak Akan Temui Pangeran Mohammed bin Salman, tapi Ada di Acara yang Sama

Sabtu, 18 Juni 2022 - 07:42 WIB
loading...
Biden Sebut Tak Akan...
Presiden AS Joe Biden sebut dirinya tak akan menemui Putra Mahkota Mohammed bin Salman saat berkunjung ke Arab Saudi bulan depan, hanya saja dia dan sang pangeran berada di acara yang sama. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia tidak akan menemui Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) saat berkunjung ke kerajaan tersebut bulan depan.

Dia bersikeras bahwa dirinya hanya akan melihat pangeran berkuasa itu sebagai bagian dari pertemuan internasional, yang sama-sama mereka hadiri.

Lawatan pertama Biden ke Kerajaan Arab Saudi sebagai presiden AS telah dilihat oleh para aktivis hak asasi manusia (HAM) sebagai langkah yang bertentangan dengan janjinya untuk menempatkan HAM di jantung kebijakan luar negeri AS.

Selama perjalanan empat hari dari 13 hingga 16 Juli, Biden berencana mengunjungi Israel, Tepi Barat—wilayah Palestina yang diduduki Israel, dan Kerajaan Arab Saudi.



Kunjungan itu akan memuncak dengan pertemuan besar para pemimpin regional di Jeddah, kota pelabuhan Arab Saudi, di mana Biden diperkirakan akan terlibat dalam beberapa pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

"Saya tidak akan bertemu dengan MBS. Saya akan menghadiri pertemuan internasional dan dia akan menjadi bagian dari itu," kata Biden kepada wartawan ketika ditanya bagaimana dia akan menangani topik pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018, seperti dilansir Middle East Eye, Sabtu (18/6/2022).

Khashoggi adalah jurnalis Saudi pengkritik kerajaan yang dibunuh dan dimutilasi di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Dia dibunuh para agen Saudi setelah masuk konsulat untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan untuk pernikahannya yang akan datang. Jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Saat menjadi kandidat presiden AS, Biden mengutuk hubungan AS-Arab Saudi di bawah pemerintahan Donald Trump dan berjanji untuk menjadikan kerajaan itu "paria", bergabung dengan sebagian besar politisi Partai Demokratnya dalam menyerukan pemikiran ulang tentang hubungan Washington dengan Riyadh.

Tetapi sejak menjabat sebagai presiden, dia telah menolak untuk menjatuhkan sanksi pada Mohammed bin Salman, menyusul rilis laporan intelijen AS yang menggambarkan dugaan keterlibatan Putra Mahkota Saudi dalam pembunuhan Khashoggi.

Di tengah meroketnya harga minyak dan rekor inflasi di dalam negeri AS, Biden—yang pernah mencirikan pertempuran antara demokrasi dan otokrasi sebagai prinsip panduan utama dari kebijakan luar negerinya—telah dipaksa untuk berbelok tajam.

Ketika Eropa berupaya mengurangi ketergantungan energinya pada Rusia, setelah invasi ke Ukraina, pemerintahan Biden telah menjangkau musuh lama termasuk Iran, Arab Saudi, dan Venezuela untuk menutup kesenjangan minyak AS.

Menjaga harga gas tetap rendah telah menjadi prioritas utama bagi Biden dan Partai Demokrat, terutama menjelang pemilu paruh waktu yang penting pada November.

Menurut beberapa laporan media, perjalanan Biden ke Arab Saudi juga merupakan upaya untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara Arab Saudi dan Israel.

Koordinator Gedung Putih Timur Tengah Brett McGurk telah berusaha menengahi perjanjian ekonomi dan keamanan saat kedua negara berupaya membangun hubungan.

Menjelang kunjungan Biden, anggota Parlemen AS telah mendesak presiden untuk memastikan bahwa hubungan Washington dengan Riyadh memajukan kepentingan Amerika, dan bukan sebaliknya.

Sebuah surat kepada Biden awal bulan ini dari kepala beberapa komite Parlemen mengatakan: "Sampai Arab Saudi menunjukkan tanda-tanda memetakan arah yang berbeda, dan mengingat pertimbangan mengenai kunjungan potensial ke Kerajaan di mana Anda mungkin memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Raja Salman dan kepala negara regional lainnya, kami mendorong Anda untuk melipatgandakan upaya Anda untuk mengkalibrasi ulang hubungan AS-Saudi."

Perjalanan itu dikecam oleh para pembangkang dan aktivis Saudi, dengan beberapa menuduh Biden "munafik" dan "pengkhianat".

"Presiden Biden mulai menjabat menjanjikan pertanggungjawaban atas pemerintahan teror putra mahkota. Tetapi dengan satu gerakan, Biden mempertaruhkan semua harapan keadilan bagi korban MBS yang tak terhitung jumlahnya seperti ayah saya," kata Abdullah Alaoudh, putra cendekiawan Islam yang dipenjara, Salman al-Awda, kepada Middle East Eye awal bulan ini.

“Itu adalah garam di luka ketika Trump membual tentang 'menyelamatkan [MBS]'. Tapi bagaimana Biden lebih baik jika dia mencium cincin pembunuh ini, penyiksa ini, penjahat perang dan otokrat ini?" imbuh dia.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Uni Eropa Tegaskan Barat...
Uni Eropa Tegaskan Barat Tidak Ada Lagi, AS Bukan Mitra Terpenting
AS Mulai Tarik Pasukan...
AS Mulai Tarik Pasukan dari Pangkalan Utama di Dekat Ladang Gas Terbesar Suriah
Qatar Siap Menengahi...
Qatar Siap Menengahi Konflik Rusia dan Ukraina
Trump Tolak Rencana...
Trump Tolak Rencana Israel Menyerang Iran, Apa Alasannya?
Bawa 159 Orang, Pesawat...
Bawa 159 Orang, Pesawat United Airlines Terbakar setelah Tabrak Seekor Kelinci
AS Kerahkan Pesawat...
AS Kerahkan Pesawat Pengebom B-1B ke Semenanjung Korea, Korut Sebut Gertakan Sembrono
China kepada AS: Berhenti...
China kepada AS: Berhenti Mengancam dan Memeras!
Rudal China Bisa Tenggelamkan...
Rudal China Bisa Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS Hanya dalam 20 Menit
Terkunci saat Siram...
Terkunci saat Siram Tanaman, Perempuan Ini Terjebak di Balkon Apartemen 2 Hari
Rekomendasi
Pangeran William Kemungkinan...
Pangeran William Kemungkinan Besar Jadi Raja Lebih Cepat, Transisi Kekuasaan Sudah Disiapkan
Telkom Indonesia Hadirkan...
Telkom Indonesia Hadirkan Data Center di Batam, Kapasitas Capai 54 MW
Dukung Program MBG,...
Dukung Program MBG, PT BAI Salurkan Makanan Bergizi untuk Ratusan Siswa di Bintan
Berita Terkini
Emir Qatar Tiba di Moskow,...
Emir Qatar Tiba di Moskow, Bertemu Putin Bahas Ukraina dan Timur Tengah
8 jam yang lalu
Uni Eropa Tegaskan Barat...
Uni Eropa Tegaskan Barat Tidak Ada Lagi, AS Bukan Mitra Terpenting
9 jam yang lalu
Balas Perang Tarif Trump,...
Balas Perang Tarif Trump, Presiden China Xi Jinping Galang Kekuatan di ASEAN
10 jam yang lalu
Eks Pejabat Mossad Ungkap...
Eks Pejabat Mossad Ungkap Netanyahu akan Dipaksa Terima Gencatan Senjata Tahap Kedua
11 jam yang lalu
AS Mulai Tarik Pasukan...
AS Mulai Tarik Pasukan dari Pangkalan Utama di Dekat Ladang Gas Terbesar Suriah
11 jam yang lalu
Qatar Siap Menengahi...
Qatar Siap Menengahi Konflik Rusia dan Ukraina
12 jam yang lalu
Infografis
Proyek Mukaab Mohammed...
Proyek Mukaab Mohammed bin Salman Dianggap Tandingan Kakbah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved