Kisah Pilu Aktivis Muda Muslim India, Ayah Ditangkap Polisi dan Rumah Dihancurkan
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Seorang aktivis muda Muslim India yang rumahnya dibuldoser oleh pihak berwenang di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, mengatakan itu adalah "tindakan balas dendam" oleh pemerintah atas aksi protes terhadap komentar menhina Nabi Muhammad SAW oleh pejabat negara itu.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, dikelilingi oleh sekelompok besar polisi dengan perlengkapan anti huru hara, pihak berwenang di kota Prayagraj Uttar Pradesh pada hari Minggu (12/6/2022) membawa penggerak tanah untuk menghancurkan rumah Afreen Fatima (24). Aksi pembokaran itu disaksikan lusinan media.
Dalam beberapa jam, bangunan dua lantai itu menjadi puing-puing dan barang-barangnya – furnitur, buku, dan foto – dibuang di sebidang tanah kosong di sebelah rumah. Di antara mereka ada poster yang berbunyi: “Ketika ketidakadilan menjadi hukum, perlawanan menjadi kewajiban.”
Setidaknya dua rumah lain milik Muslim juga dihancurkan di Uttar Pradesh selama akhir pekan. Keluarga Fatima bahkan tidak ada di rumah ketika rumah mereka yang berusia 20 tahun di Prayagraj dirobohkan.
Beberapa jam setelah protes Jumat di kota itu, polisi menggerebek rumah itu dan membawa ayahnya yang berusia 57 tahun Mohammad Javed, ibu Parveen Fatima (52), dan saudara perempuan remaja Somaiya.
“Sekitar pukul 20:50 pada hari Jumat, polisi datang, mengatakan mereka ingin berbicara dengan ayah saya. Mereka memintanya untuk menemaninya ke kantor polisi. Hanya itu saja,” kata Fatima kepada Al Jazeera TV.
“Mereka tidak memberi tahu kami apakah itu penahanan atau penangkapan. Tidak ada surat perintah yang ditunjukkan,” lanjutnya.
Ayah Fatima, Javed, adalah seorang politikus yang tergabung dalam sebuah partai Muslim. Ia didakwa melakukan kerusuhan dan polisi segera menyatakan dia sebagai “dalang” protes di Prayagraj – sebuah tag langsung muncul di layar TV di seluruh negeri.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, dikelilingi oleh sekelompok besar polisi dengan perlengkapan anti huru hara, pihak berwenang di kota Prayagraj Uttar Pradesh pada hari Minggu (12/6/2022) membawa penggerak tanah untuk menghancurkan rumah Afreen Fatima (24). Aksi pembokaran itu disaksikan lusinan media.
Dalam beberapa jam, bangunan dua lantai itu menjadi puing-puing dan barang-barangnya – furnitur, buku, dan foto – dibuang di sebidang tanah kosong di sebelah rumah. Di antara mereka ada poster yang berbunyi: “Ketika ketidakadilan menjadi hukum, perlawanan menjadi kewajiban.”
Setidaknya dua rumah lain milik Muslim juga dihancurkan di Uttar Pradesh selama akhir pekan. Keluarga Fatima bahkan tidak ada di rumah ketika rumah mereka yang berusia 20 tahun di Prayagraj dirobohkan.
Beberapa jam setelah protes Jumat di kota itu, polisi menggerebek rumah itu dan membawa ayahnya yang berusia 57 tahun Mohammad Javed, ibu Parveen Fatima (52), dan saudara perempuan remaja Somaiya.
“Sekitar pukul 20:50 pada hari Jumat, polisi datang, mengatakan mereka ingin berbicara dengan ayah saya. Mereka memintanya untuk menemaninya ke kantor polisi. Hanya itu saja,” kata Fatima kepada Al Jazeera TV.
“Mereka tidak memberi tahu kami apakah itu penahanan atau penangkapan. Tidak ada surat perintah yang ditunjukkan,” lanjutnya.
Ayah Fatima, Javed, adalah seorang politikus yang tergabung dalam sebuah partai Muslim. Ia didakwa melakukan kerusuhan dan polisi segera menyatakan dia sebagai “dalang” protes di Prayagraj – sebuah tag langsung muncul di layar TV di seluruh negeri.