Rusia Disebut Dapat Padamkan Listrik AS Hanya dalam Satu Langkah

Senin, 13 Juni 2022 - 20:06 WIB
loading...
A A A
Dabbar dan Bowen mencatat meskipun Rusia hanya menambang 6% uranium dunia, Rusia menguasai sekitar 40% pasar konversi uranium global, dan 46% dari total kapasitas pengayaan uranium.

“Negara-negara lain bahkan lebih bergantung pada Rusia untuk kebutuhan pembangkit tenaga nuklir mereka,” ungkap para penulis laporan itu.

“Finlandia, Republik Ceko, Hungaria, Finlandia, dan Turki bergantung pada raksasa nuklir negara Rusia Rosatom untuk segala hal mulai dari penambangan uranium, penggilingan, konversi, pengayaan, dan fabrikasi bahan bakar untuk konstruksi dan servis reaktor mutakhir,” papar laporan itu.

Dabbar dan Bowen mendesak para pemimpin Barat untuk, “Segera mempertimbangkan paparan mereka terhadap ekspor nuklir Rusia dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya atau menghadapi kejutan energi lain di tangan Putin.”

Mereka mendesak pemerintah federal AS memberikan bantuan dan insentif bagi perusahaan yang melakukan konversi uranium dan fasilitas pengayaan di AS untuk membangun kembali rantai pasokan bahan bakar nuklir negara yang bobrok.

Penulis laporan tersebut tidak merinci mengapa “Putin” atau Rusia akan bergerak untuk menghilangkan AS atau Eropa dari kebutuhan sumber daya terkait energi nuklir mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, terlepas dari krisis Ukraina, pemerintah Rusia dan perusahaan-perusahaan besar, termasuk Rosatom, Gazprom, dan Rosneft, sejauh ini berkomitmen terus memenuhi kontrak dengan mitra komersial mereka.

Mereka memberi peringatan bahwa gas yang dibeli negara-negara yang memberikan sanksi kepada Rusia harus dibayar dalam rubel.

Pada Maret, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Moskow sedang mempertimbangkan larangan ekspor uranium ke AS sebagai tanggapan atas sanksi Washington, tetapi tidak ada keputusan akhir tentang masalah tersebut yang telah dibuat.

Putin dan pejabat lainnya memandang dengan bingung pada keputusan yang dibuat negara-negara Barat untuk mengurangi ketergantungan pada pengiriman energi Rusia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1222 seconds (0.1#10.140)