Jerman Tidak Akan Akui Taliban sebagai Penguasa Sah Afghanistan

Rabu, 08 Juni 2022 - 15:34 WIB
loading...
Jerman Tidak Akan Akui Taliban sebagai Penguasa Sah Afghanistan
Jerman Tidak Akan Akui Taliban sebagai Penguasa Sah Afghanistan. FOTO/Reuters
A A A
ISLAMABAD - Jerman tidak akan mengakui Taliban sebagai penguasa sah Afghanistan selama kondisi "mengerikan" di bawah kelompok Islamis tetap ada. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, Selasa (7/6/2022).

"Ketika kami melihat ke seberang perbatasan, situasinya mengerikan," lanjut Baerbock, dalam konferensi pers di Islamabad, ibu kota negara tetangga Pakistan. Ia juga menggaungkan seruan internasional bersatu pada Taliban untuk perubahan.



"Masyarakat internasional harus bersatu dan bersama-sama memberi tahu Taliban dengan lantang dan jelas - Anda menuju ke arah yang salah," katanya, seperti dikutip dari Reuters.

Hingga kini, tidak ada pemerintah asing yang secara resmi mengakui Taliban sejak mereka mengambil alih Afghanistan Agustus lalu, ketika pasukan asing yang didukung Amerika Serikat mundur setelah dua dekade perang.

Bearbock memperingatkan krisis kemanusiaan dan ekonomi yang menjulang di negara itu. Ia juga mengatakan, anak perempuan di Afghanistan kehilangan pendidikan, perempuan dikeluarkan dari kehidupan publik dan suara-suara yang berbeda ditekan.

"Selama mereka menempuh jalan ini, tidak ada ruang untuk normalisasi dan apalagi pengakuan terhadap Taliban sebagai penguasa sah negara itu. Pada saat yang sama kami tidak akan meninggalkan rakyat Afghanistan," jelas Baerbock.



Menurutnya, Jerman akan mengirim bantuan kemanusiaan. Sementara pejabat Taliban menyangkal tuduhan pelanggaran hak dan mengatakan mereka sedang bekerja untuk menciptakan kondisi di mana mereka akan membuka sekolah menengah untuk anak perempuan.

Sementara Pakistan, yang selama bertahun-tahun melihat Taliban sebagai blok efektif terhadap pengaruh saingan lama India di Afghanistan, telah menyerukan keterlibatan dengan Taliban, dengan mengatakan dunia tidak mampu menghadapi krisis kemanusiaan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2008 seconds (0.1#10.140)