Turki Pamer Kemampuan Drone Tempur di Azerbaijan Air Show

Minggu, 29 Mei 2022 - 20:46 WIB
loading...
Turki Pamer Kemampuan Drone Tempur di Azerbaijan Air Show
Turki pamer kemampuan drone tempur TB2 di Azerbaijan AIr Show. Foto/Ilustrasi
A A A
BAKU - Melayang di udara dengan kecepatan kilat, drone tempur Turki seperti yang digunakan melawan pasukan Rusia di Ukraina menarik sorakan dari kerumunan di sebuah pertunjukan udara di Azerbaijan Air Show.

Seperti dilaporkan AFP, Minggu (29/5/2022), Turki memamerkan teknologi pertahanannya di festival kedirgantaraan dan teknologi “Teknofest” yang dimulai di ibu kota Azerbaijan, Baku, minggu ini.

Drone TB2 Turki diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan Baykar Defense, di mana menantu laki-laki Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selcuk Bayraktar, menjadi Chief Technology Officer.

Pada hari Rabu, Bayraktar terbang di atas Baku dengan menggunakan pesawat Mikoyan MiG-29 angkatan udara Azerbaijan. Salah satu drone tempurnya, "Akinci," menemani penerbangan tersebut.



Sebuah video yang menunjukkan Bayraktar sebagai komandan pesawat perang, mengenakan seragam pilot yang dihiasi dengan tambalan bendera Turki dan Azerbaijan, menjadi viral di media sosial. “Ini adalah mimpi masa kecil saya," kata Bayraktar kepada wartawan setelah penerbangan.

Drone Turki pertama kali menarik perhatian pada 2019 ketika digunakan selama perang di Libya untuk menggagalkan serangan oleh komandan pemberontak, Jenderal Khalifa Haftar, melawan pemerintah di Tripoli.

Drone itu kemudian kembali beraksi pada tahun berikutnya, ketika Azerbaijan yang didukung Turki merebut kembali sebagian besar tanah yang hilang dari pasukan separatis Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.

Penonton Azerbaijan di festival penerbangan bertepuk tangan selama tampilan drone TB2, yang sekarang memainkan peran penting melawan invasi pasukan Rusia di Ukraina.



Seorang pejabat senior dari industri pertahanan Turki mengatakan negaranya menghadapi spektrum "ancaman" yang luas, termasuk Partai Pekerja Kurdistan dan Daesh. PKK terdaftar sebagai kelompok teror oleh Ankara dan sekutu Baratnya.

“Tetapi dengan sekutu NATO—termasuk AS—telah memberlakukan embargo terhadap Turki, Ankara terpaksa mengambil tindakan sendiri untuk membangun peralatan pertahanan,” kata pejabat itu. “Situasinya berubah sekarang dengan perang di Ukraina,” lanjutnya.

Turki telah berupaya untuk memodernisasi angkatan udaranya setelah dikeluarkan dari program jet tempur F-35 karena pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. Tetapi, peran Ankara dalam mencoba menengahi diakhirinya konflik Ukraina melalui negosiasi langsung mungkin telah membantu meningkatkan hubungannya dengan Washington dalam beberapa bulan terakhir.

Pada bulan April, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan sekarang percaya bahwa memasok Turki dengan jet tempur F-16 akan melayani kepentingan strategis Washington.



(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)