Rusia Keluhkan Penjualan Drone Turki ke Ukraina
loading...
A
A
A
ANKARA - Rusia telah menyampaikan keluhan kepada Turki atas penjualan drone bersenjata Bayraktar TB2 ke Ukraina. Hal ini diungkapkan seorang birokrat tingkat tinggi Turki. Ia juga menambahkan, penjualan itu dilakukan oleh perusahaan swasta Turki dan bukan kesepakatan antarnegara.
“Rusia kesal dan dari waktu ke waktu mereka mengeluh tentang penjualan drone. Mereka dulu mengeluh dan sekarang mengeluh,” kata birokrat itu dalam pertemuan dengan media asing, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/4/2022).
“Tetapi, kami telah memberikan jawaban bahwa ini adalah perusahaan swasta dan pembelian drone ini juga telah dilakukan sebelum perang,” lanjutnya.
Perusahaan pertahanan Turki Baykar telah menjual drone ke Kyiv meskipun ada keberatan dari Rusia dan menandatangani kesepakatan untuk memproduksi lebih banyak sebelum invasi, membuat marah Moskow.
Turki telah menjadi tuan rumah pembicaraan damai dan bekerja untuk menyatukan presiden Ukraina dan Rusia. Setelah pembicaraan damai antara para perunding di Istanbul pekan lalu, Ukraina mendaftarkan beberapa negara, termasuk Turki dan anggota Dewan Keamanan PBB, sebagai penjamin yang mungkin bagi keamanan Kiev.
Turki mengaku siap pada prinsipnya untuk menjadi penjamin Ukraina, tetapi rincian formatnya perlu diselesaikan. Birokrat itu juga mengatakan, beberapa negara yang terdaftar akan menghadapi "masalah hukum" sebagai penjamin keamanan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sambil mendukung Ukraina dan mengkritik invasi Rusia, Turki juga menentang sanksi Barat yang meluas terhadap Moskow, dengan mengatakan saluran komunikasi harus tetap terbuka dan menimbulkan keraguan pada efektivitas tindakan tersebut.
Selama ini Turki telah menjalin hubungan dekat dengan Rusia dalam bidang energi, pertahanan dan perdagangan, dan sangat bergantung pada turis Rusia. Turki berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, memiliki hubungan baik dengan keduanya dan telah mengambil peran mediasi dalam konflik tersebut.
“Rusia kesal dan dari waktu ke waktu mereka mengeluh tentang penjualan drone. Mereka dulu mengeluh dan sekarang mengeluh,” kata birokrat itu dalam pertemuan dengan media asing, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/4/2022).
“Tetapi, kami telah memberikan jawaban bahwa ini adalah perusahaan swasta dan pembelian drone ini juga telah dilakukan sebelum perang,” lanjutnya.
Perusahaan pertahanan Turki Baykar telah menjual drone ke Kyiv meskipun ada keberatan dari Rusia dan menandatangani kesepakatan untuk memproduksi lebih banyak sebelum invasi, membuat marah Moskow.
Turki telah menjadi tuan rumah pembicaraan damai dan bekerja untuk menyatukan presiden Ukraina dan Rusia. Setelah pembicaraan damai antara para perunding di Istanbul pekan lalu, Ukraina mendaftarkan beberapa negara, termasuk Turki dan anggota Dewan Keamanan PBB, sebagai penjamin yang mungkin bagi keamanan Kiev.
Turki mengaku siap pada prinsipnya untuk menjadi penjamin Ukraina, tetapi rincian formatnya perlu diselesaikan. Birokrat itu juga mengatakan, beberapa negara yang terdaftar akan menghadapi "masalah hukum" sebagai penjamin keamanan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sambil mendukung Ukraina dan mengkritik invasi Rusia, Turki juga menentang sanksi Barat yang meluas terhadap Moskow, dengan mengatakan saluran komunikasi harus tetap terbuka dan menimbulkan keraguan pada efektivitas tindakan tersebut.
Selama ini Turki telah menjalin hubungan dekat dengan Rusia dalam bidang energi, pertahanan dan perdagangan, dan sangat bergantung pada turis Rusia. Turki berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, memiliki hubungan baik dengan keduanya dan telah mengambil peran mediasi dalam konflik tersebut.
(esn)