Perang Ukraina Sudah 92 Hari, Rusia Gunakan 60 Persen Senjata Presisi Tinggi

Kamis, 26 Mei 2022 - 14:59 WIB
loading...
Perang Ukraina Sudah 92 Hari, Rusia Gunakan 60 Persen Senjata Presisi Tinggi
Gedung di Kiev, Ukraina, saat dihantam rudal Rusia pada awal-awal invasi beberapa bulan lalu. Foto/REUTERS
A A A
KIEV - Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Rusia telah menggunakan 60 persen senjata presisi tinggi sejak invasi dimulai 24 Februari 2022. Saat ini, perang tersebut telah memasuki hari ke-92.

“Menurut data kami, jika kita berbicara tentang senjata presisi tinggi, sekitar 60 persen dari persediaan mereka telah digunakan,” kata Wakil Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, Vadym Skibitskyi, yang dilansir Fox News, Kamis (26/5/2022).

Pejabat itu mengatakan misil Iskander Rusia, sistem rudal balistik jarak pendek, hanyalah salah satu senjata yang sulit diisi ulang oleh Moskow.



Sanksi internasional yang berat dan perang yang diyakini oleh para pejabat Barat telah berlangsung jauh lebih lama daripada yang disiapkan Rusia telah membuat Moskow berebut untuk mengisi dan memperbaiki kebutuhan masa perangnya.

Skibitskyi mengeklaim Rusia telah mengubah taktiknya dan menjadi lebih berhati-hati atas jumlah rudal yang ditembakkan ke sasaran di Ukraina.

Pasukan Rusia mengandalkan kombinasi pertahanan rudal balistik, jelajah, darat, laut, dan udara dalam pertempurannya di Ukraina timur dan selatan.

Meskipun berminggu-minggu perang brutal, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan minggu ini bahwa perjuangan untuk kelangsungan hidup Ukraina akan menjadi lebih sulit karena Moskow berupaya mengamankan kemenangan atas Ukraina.

"Sepekan dari perang yang akan datang akan sulit. Dan kita harus menyadarinya," katanya.

"Namun kami tidak punya alternatif selain bertarung. Berjuang dan menang," katanya lagi.

"Para penjajah ingin mengambil dari kami...semua yang kami miliki. Termasuk hak untuk hidup bagi warga Ukraina," imbuh dia.

Zelensky mengatakan Rusia sedang mengisi kembali kekuatan tempurnya dengan mengandalkan pasukan cadangan karena tingkat kematian dilaporkan terus meningkat.

Parlemen Rusia juga mengesahkan rancangan undang-undang pada hari Rabu yang akan menghilangkan batas usia yang ada pada mereka yang dapat bertugas di militer.

Pria berusia 41 dan lebih tua akan dapat dikenakan wajib militer setelah Presiden Vladimir Putin menandatangani aturan tersebut.

Tetapi sementara Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mengirim pasukan tambahan, mengganti artileri tampaknya menjadi masalah lain.

Zelensky mengatakan pasukan Rusia telah melakukan hampir 1.475 serangan rudal bersama dengan 3.000 serangan udara lainnya yang dilakukan oleh pesawat Moskow.

"Sebagian besar...ditujukan pada objek sipil," katanya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1500 seconds (0.1#10.140)