Zelensky Ungkap Jumlah Pasukan Ukraina yang Melawan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan ukuran militer Ukraina sekarang hampir enam kali lebih besar daripada saat awal konflik antara Kiev dan Moskow.
“Kami membutuhkan lebih dari 250.000 atau 260.000 tentara, tetapi hanya ada sekitar 120.000 pasukan siap tempur di Ukraina sebelum dimulainya operasi militer Rusia pada akhir Februari,” ungkap Zelensky kepada Ukraina 24 pada Jumat (20/5/2022).
Dia menjelaskan telah memberi perintah pada awal 2022 untuk meningkatkan jumlah tentara sebanyak 100.000 prajurit lagi “tidak peduli apakah kita punya uang atau tidak.”
Tetapi dia mengakui bahwa bahkan angka-angka itu tidak cukup untuk menghentikan militer Rusia.
“Hari ini 700.000. Sekarang Anda lihat hasil kerja 700.000 orang yang berjuang,” ujar dia.
Zelensky memerintahkan mobilisasi umum setelah dimulainya konflik, dengan mengatakan semua pria berusia antara 18 dan 60 tahun harus tetap tinggal di negara itu dan berperang.
Awal pekan ini, satu undang-undang diajukan ke parlemen Ukraina yang menyerukan agar para pria yang masih berhasil melarikan diri dan gagal kembali ke negara itu dalam waktu 30 hari untuk dicabut kewarganegaraannya.
Rusia menyerang negara tetangganya hampir tiga bulan lalu, menyusul kegagalan Ukraina menerapkan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
“Kami membutuhkan lebih dari 250.000 atau 260.000 tentara, tetapi hanya ada sekitar 120.000 pasukan siap tempur di Ukraina sebelum dimulainya operasi militer Rusia pada akhir Februari,” ungkap Zelensky kepada Ukraina 24 pada Jumat (20/5/2022).
Dia menjelaskan telah memberi perintah pada awal 2022 untuk meningkatkan jumlah tentara sebanyak 100.000 prajurit lagi “tidak peduli apakah kita punya uang atau tidak.”
Tetapi dia mengakui bahwa bahkan angka-angka itu tidak cukup untuk menghentikan militer Rusia.
“Hari ini 700.000. Sekarang Anda lihat hasil kerja 700.000 orang yang berjuang,” ujar dia.
Zelensky memerintahkan mobilisasi umum setelah dimulainya konflik, dengan mengatakan semua pria berusia antara 18 dan 60 tahun harus tetap tinggal di negara itu dan berperang.
Awal pekan ini, satu undang-undang diajukan ke parlemen Ukraina yang menyerukan agar para pria yang masih berhasil melarikan diri dan gagal kembali ke negara itu dalam waktu 30 hari untuk dicabut kewarganegaraannya.
Rusia menyerang negara tetangganya hampir tiga bulan lalu, menyusul kegagalan Ukraina menerapkan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)