Eks Kepala MI6: Putin Akan Dikirim ke Sanatorium untuk Hindari Kudeta
loading...
A
A
A
LONDON - Sir Richard Dearlove, mantan Kepala MI6 Inggris, mengeklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan akan dikirim ke sanatorium tahun depan untuk menghindari kudeta.
Menurutnya, pemimpin Kremlin itu dapat ditempatkan di sebuah lembaga untuk perawatan medis bagi orang-orang dengan penyakit kronis.
Sebelumnya, ada serangkaian klaim tentang kesehatan Putin, termasuk dugaan bahwa dia menderita kanker, menjalani kemoterapi dan pengobatan steroid.
Berbicara di podcast One Decision, mantan bos Dinas Intelijen Rahasia Inggris mengatakan Putin akan segera keluar dari kantornya untuk menerima perawatan medis.
"Saya pikir dia akan pergi pada tahun 2023—tetapi mungkin ke sanatorium, dari mana dia tidak akan muncul sebagai pemimpin Rusia," katanya di acara itu.
"Saya tidak mengatakan dia tidak akan muncul dari sanatorium, tetapi dia tidak akan muncul sebagai pemimpin Rusia lagi," ujarnya.
"Itulah cara untuk melanjutkan sesuatu tanpa kudeta," imbuh Dearlove, seperti dikutip The Mirror, Minggu (22/5/2022).
Sir Richard Dearlove menjabat sebagai Kepala MI6 ketika Inggris dan Amerika Serikat menginvasi Irak.
Dearlove mengatakan bahwa pendapat ahli mungkin mulai bergeser di Rusia yang dapat menunjukkan perubahan pemikiran dan sikap.
Menurutnya, pemimpin Kremlin itu dapat ditempatkan di sebuah lembaga untuk perawatan medis bagi orang-orang dengan penyakit kronis.
Sebelumnya, ada serangkaian klaim tentang kesehatan Putin, termasuk dugaan bahwa dia menderita kanker, menjalani kemoterapi dan pengobatan steroid.
Berbicara di podcast One Decision, mantan bos Dinas Intelijen Rahasia Inggris mengatakan Putin akan segera keluar dari kantornya untuk menerima perawatan medis.
"Saya pikir dia akan pergi pada tahun 2023—tetapi mungkin ke sanatorium, dari mana dia tidak akan muncul sebagai pemimpin Rusia," katanya di acara itu.
"Saya tidak mengatakan dia tidak akan muncul dari sanatorium, tetapi dia tidak akan muncul sebagai pemimpin Rusia lagi," ujarnya.
"Itulah cara untuk melanjutkan sesuatu tanpa kudeta," imbuh Dearlove, seperti dikutip The Mirror, Minggu (22/5/2022).
Sir Richard Dearlove menjabat sebagai Kepala MI6 ketika Inggris dan Amerika Serikat menginvasi Irak.
Dearlove mengatakan bahwa pendapat ahli mungkin mulai bergeser di Rusia yang dapat menunjukkan perubahan pemikiran dan sikap.