Biden Tawarkan Kirim Vaksin Covid-19 ke Korut, Pyongyang Tak Merespon
loading...
A
A
A
SEOUL - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Sabtu (21/5/202), negaranya telah menawarkan vaksin COVID-19 ke Korea Utara (Korut). Namun, "tidak mendapat tanggapan" dari Pyongyang meskipun epidemi meningkat di Korut, di mana hampir 2,5 juta orang jatuh sakit karena "demam".
Biden, yang berada di Seoul dalam perjalanan pertamanya ke sebagai presiden ke Asia, mengatakan, AS dan Korea Selatan (Korsel) juga telah membuat tawaran baru soal bantuan COVID-19 ke Pyongyang, tetapi belum mendapat tanggapan.
"Kami telah menawarkan vaksin, tidak hanya ke Korea Utara tetapi juga ke China, dan kami siap untuk segera melakukannya," kata Biden pada konferensi pers di Seoul, seperti dikutip dari AFP. "Kami belum mendapat tanggapan," tambahnya.
Korut melaporkan kasus pertama Omicron awal bulan ini. Dan, meski ada kampanye epidemi "darurat maksimum", virus tersebut telah menyergap 25 juta penduduknya yang tidak divaksinasi.
Pada hari Sabtu, media pemerintah Korut melaporkan hampir 2,5 juta orang menderita "demam", dengan 66 kematian yang dikonfirmasi sejak wabah dimulai. Laporan itu juga menambahkan bahwa Korut telah "mengintensifkan" kampanye anti-epideminya.
Biden dan Presiden baru Korsel, Yoon Suk-yeol menyatakan keprihatinan pada hari Sabtu atas wabah COVID-19 yang meningkat di Korea Utara.
"Korsel dan AS bersedia bekerja sama dengan komunitas internasional untuk memberikan bantuan kepada DPRK (Korut) untuk memerangi virus tersebut," kata mereka dalam pernyataan bersama.
Para ahli telah memperingatkan krisis kesehatan besar di Utara, yang memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia. Negara miskin itu memiliki rumah sakit yang tidak lengkap, beberapa unit perawatan intensif dan tidak ada obat perawatan Covid atau kemampuan pengujian massal.
Yoon mengatakan tawaran bantuan dibuat sesuai dengan "prinsip kemanusiaan, terpisah dari masalah politik dan militer" dengan Pyongyang.
Kedua pemimpin secara terpisah mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan latihan militer bersama sebagai tanggapan atas "ancaman" yang ditimbulkan oleh Korut, sebuah saran yang kemungkinan akan membuat marah Pyongyang, yang memandang latihan tersebut sebagai latihan untuk invasi.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Biden, yang berada di Seoul dalam perjalanan pertamanya ke sebagai presiden ke Asia, mengatakan, AS dan Korea Selatan (Korsel) juga telah membuat tawaran baru soal bantuan COVID-19 ke Pyongyang, tetapi belum mendapat tanggapan.
"Kami telah menawarkan vaksin, tidak hanya ke Korea Utara tetapi juga ke China, dan kami siap untuk segera melakukannya," kata Biden pada konferensi pers di Seoul, seperti dikutip dari AFP. "Kami belum mendapat tanggapan," tambahnya.
Korut melaporkan kasus pertama Omicron awal bulan ini. Dan, meski ada kampanye epidemi "darurat maksimum", virus tersebut telah menyergap 25 juta penduduknya yang tidak divaksinasi.
Pada hari Sabtu, media pemerintah Korut melaporkan hampir 2,5 juta orang menderita "demam", dengan 66 kematian yang dikonfirmasi sejak wabah dimulai. Laporan itu juga menambahkan bahwa Korut telah "mengintensifkan" kampanye anti-epideminya.
Biden dan Presiden baru Korsel, Yoon Suk-yeol menyatakan keprihatinan pada hari Sabtu atas wabah COVID-19 yang meningkat di Korea Utara.
"Korsel dan AS bersedia bekerja sama dengan komunitas internasional untuk memberikan bantuan kepada DPRK (Korut) untuk memerangi virus tersebut," kata mereka dalam pernyataan bersama.
Para ahli telah memperingatkan krisis kesehatan besar di Utara, yang memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia. Negara miskin itu memiliki rumah sakit yang tidak lengkap, beberapa unit perawatan intensif dan tidak ada obat perawatan Covid atau kemampuan pengujian massal.
Yoon mengatakan tawaran bantuan dibuat sesuai dengan "prinsip kemanusiaan, terpisah dari masalah politik dan militer" dengan Pyongyang.
Kedua pemimpin secara terpisah mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan latihan militer bersama sebagai tanggapan atas "ancaman" yang ditimbulkan oleh Korut, sebuah saran yang kemungkinan akan membuat marah Pyongyang, yang memandang latihan tersebut sebagai latihan untuk invasi.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(esn)