Presenter Perempuan Afghanistan Melawan Taliban, Tolak Menutup Wajah Saat Siaran
loading...
A
A
A
Selama dua dekade intervensi militer pimpinan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan, perempuan dan anak perempuan mendapatkan keuntungan kecil di negara yang sangat patriarki itu.
Segera setelah mereka mengambil alih, Taliban menjanjikan versi yang lebih lembut dari aturan Islam yang keras yang menandai tugas pertama mereka dalam kekuasaan dari tahun 1996 hingga 2001.
Bagaimanapun, sejak pengambilalihan, perempuan telah dilarang bepergian sendiri dan gadis remaja dilarang sekolah menengah.
Dalam 20 tahun setelah Taliban digulingkan dari kekuasaan pada tahun 2001, banyak wanita di pedesaan konservatif terus mengenakan burqa.
Tapi kebanyakan perempuan Afghanistan, termasuk presenter TV, memilih mengenakan jilbab Islami.
Saluran televisi telah berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan perempuan, mengikuti perintah dari otoritas Taliban.
Lihat Juga: 5 Negara Mayoritas Islam yang Hancur Karena Campur Tangan AS, Nomor 3 Manfaatkan Media untuk Hancurkan Rezim
Segera setelah mereka mengambil alih, Taliban menjanjikan versi yang lebih lembut dari aturan Islam yang keras yang menandai tugas pertama mereka dalam kekuasaan dari tahun 1996 hingga 2001.
Bagaimanapun, sejak pengambilalihan, perempuan telah dilarang bepergian sendiri dan gadis remaja dilarang sekolah menengah.
Dalam 20 tahun setelah Taliban digulingkan dari kekuasaan pada tahun 2001, banyak wanita di pedesaan konservatif terus mengenakan burqa.
Tapi kebanyakan perempuan Afghanistan, termasuk presenter TV, memilih mengenakan jilbab Islami.
Saluran televisi telah berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan perempuan, mengikuti perintah dari otoritas Taliban.
Lihat Juga: 5 Negara Mayoritas Islam yang Hancur Karena Campur Tangan AS, Nomor 3 Manfaatkan Media untuk Hancurkan Rezim
(ian)