China Perlonggar Aturan Tes Covid bagi Wisatawan AS
loading...
A
A
A
BEIJING - China telah menghapus persyaratan tes COVID-19 tertentu untuk orang yang terbang dari negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan mempersingkat periode karantina pra-keberangkatan untuk beberapa pelancong yang masuk.
“Sedikit relaksasi dilakukan sebagai tanggapan terhadap faktor-faktor, termasuk karakteristik varian virus corona," menurut pemberitahuan dari Kedutaan dan Konsulat China yang tidak memberikan perincian lebih lanjut.
Seperti dilaporkan Reuters, mulai Jumat (20/5/2022), pelancong dari Dallas, New York, Los Angeles, San Francesco, dan Seattle tidak lagi memerlukan tes RT-PCR tujuh hari sebelum mereka terbang, atau tes antibodi apa pun. Hal ini diinfokan pada Selasa malam dari Kedutaan besar China di AS dan beberapa konsulat.
“Namun, para pelancong itu masih perlu melakukan dua tes RT-PCR dalam 48 atau 24 jam penerbangan mereka - tergantung dari bandara mana mereka terbang - ditambah tes antigen pra-penerbangan lainnya,” lanjut pemberitahuan itu.
Perjalanan masuk dan keluar dari China telah menurun jumlahny selama wabah COVID-19. Sebab, China bersikeras pada pedoman "dinamis COVID nol" yang telah melibatkan pembatasan pada masalah dan pembaruan paspor, karantina wajib bagi sebagian besar pelancong pada saat kedatangan, dan pembatalan penerbangan.
Tetapi masa inkubasi varian Omicron yang lebih pendek telah memungkinkan sedikit pelonggaran pembatasan pada pelancong internasional. Ibu kota Beijing mengatakan awal bulan ini telah mengurangi periode karantina di fasilitas terpusat pada saat kedatangan bagi para pelancong menjadi 10 hari dari 14 hari, meskipun satu minggu lagi isolasi di rumah tetap diberlakukan.
Kedutaan di Uni Emirat Arab, Serbia dan Bangladesh mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menghapus persyaratan tes antibodi untuk pelancong ke China, dan bahwa mereka yang telah pulih dari infeksi COVID tidak lagi perlu memberikan gambar pemindaian dada.
Mereka juga mempersingkat masa karantina pra-keberangkatan untuk karyawan di perusahaan China menjadi 10 hari dari 21 hari.
Bangladesh semakin mengurangi karantina pra-penerbangan untuk pelancong lain menjadi lima hari dari tujuh hari. Sementara Serbia telah mengurangi separuh waktu karantina pra-keberangkatan untuk personel tertentu menjadi satu minggu, menurut pemberitahuan kedutaan.
“Sedikit relaksasi dilakukan sebagai tanggapan terhadap faktor-faktor, termasuk karakteristik varian virus corona," menurut pemberitahuan dari Kedutaan dan Konsulat China yang tidak memberikan perincian lebih lanjut.
Seperti dilaporkan Reuters, mulai Jumat (20/5/2022), pelancong dari Dallas, New York, Los Angeles, San Francesco, dan Seattle tidak lagi memerlukan tes RT-PCR tujuh hari sebelum mereka terbang, atau tes antibodi apa pun. Hal ini diinfokan pada Selasa malam dari Kedutaan besar China di AS dan beberapa konsulat.
“Namun, para pelancong itu masih perlu melakukan dua tes RT-PCR dalam 48 atau 24 jam penerbangan mereka - tergantung dari bandara mana mereka terbang - ditambah tes antigen pra-penerbangan lainnya,” lanjut pemberitahuan itu.
Perjalanan masuk dan keluar dari China telah menurun jumlahny selama wabah COVID-19. Sebab, China bersikeras pada pedoman "dinamis COVID nol" yang telah melibatkan pembatasan pada masalah dan pembaruan paspor, karantina wajib bagi sebagian besar pelancong pada saat kedatangan, dan pembatalan penerbangan.
Tetapi masa inkubasi varian Omicron yang lebih pendek telah memungkinkan sedikit pelonggaran pembatasan pada pelancong internasional. Ibu kota Beijing mengatakan awal bulan ini telah mengurangi periode karantina di fasilitas terpusat pada saat kedatangan bagi para pelancong menjadi 10 hari dari 14 hari, meskipun satu minggu lagi isolasi di rumah tetap diberlakukan.
Kedutaan di Uni Emirat Arab, Serbia dan Bangladesh mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menghapus persyaratan tes antibodi untuk pelancong ke China, dan bahwa mereka yang telah pulih dari infeksi COVID tidak lagi perlu memberikan gambar pemindaian dada.
Mereka juga mempersingkat masa karantina pra-keberangkatan untuk karyawan di perusahaan China menjadi 10 hari dari 21 hari.
Bangladesh semakin mengurangi karantina pra-penerbangan untuk pelancong lain menjadi lima hari dari tujuh hari. Sementara Serbia telah mengurangi separuh waktu karantina pra-keberangkatan untuk personel tertentu menjadi satu minggu, menurut pemberitahuan kedutaan.
(esn)