Perangi Kelompok Al-Shabaab, Biden Kembali Kerahkan Pasukan AS ke Somalia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Joe Biden telah menyetujui rencana untuk mengerahkan kembali pasukan Amerika Serikat (AS) ke Somalia . Ini berkebalikan dengan kebijakan mantan Presiden Donald Trump yang menarik pasukan AS pada Januari 2021.
Seorang pejabat senior pemerintah AS, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan langkah itu dilakukan menyusul berkembangnya informasi intelijen yang menunjukkan bahwa kelompok ekstremis al-Shabab dapat segera menimbulkan ancaman yang lebih besar di wilayah tersebut.
"Al-Shabab telah mengambil keuntungan dari ketidakstabilan Somalia dan politik yang kacau menjadi seperti yang saya tunjukkan sebagai afiliasi global terbesar dan terkaya al-Qaeda ," kata pejabat itu melalui telepon dengan wartawan.
“Kami telah melihat dengan sayangnya, bukti yang jelas tentang niat dan kemampuan al-Shabab untuk menargetkan orang Amerika di wilayah tersebut,” tambah pejabat itu seperti dikutip dari CNBC, Selasa (17/5/2022).
Pejabat senior pemerintah mengatakan bahwa pasukan AS yang sudah ditempatkan di luar negeri akan pindah ke Somalia. Ketika ditekan, pejabat itu mengatakan bahwa kurang dari 500 pasukan darat AS akan dipindahkan ke negara yang dilanda perang itu.
The New York Times, yang pertama kali melaporkan langkah tersebut, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan beberapa ratus tentara akan dikerahkan. The New York Times juga mengatakan Biden telah menandatangani proposal dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin awal bulan ini.
Pada tahun 2020, Trump memerintahkan penarikan sekitar 750 tentara AS dari Somalia pada Januari 2021.
Juru bicara keamanan nasional Adrienne Watson mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CNBC bahwa personel militer AS telah bergerak masuk dan keluar dari negara itu secara episodik sejak keputusan Trump untuk memindahkan pasukan.
"Keputusan untuk memperkenalkan kembali kehadiran yang gigih dibuat untuk memaksimalkan keamanan dan efektivitas pasukan kami dan memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan yang lebih efisien kepada mitra kami," tambah Watson.
Seorang pejabat senior pemerintah AS, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan langkah itu dilakukan menyusul berkembangnya informasi intelijen yang menunjukkan bahwa kelompok ekstremis al-Shabab dapat segera menimbulkan ancaman yang lebih besar di wilayah tersebut.
"Al-Shabab telah mengambil keuntungan dari ketidakstabilan Somalia dan politik yang kacau menjadi seperti yang saya tunjukkan sebagai afiliasi global terbesar dan terkaya al-Qaeda ," kata pejabat itu melalui telepon dengan wartawan.
“Kami telah melihat dengan sayangnya, bukti yang jelas tentang niat dan kemampuan al-Shabab untuk menargetkan orang Amerika di wilayah tersebut,” tambah pejabat itu seperti dikutip dari CNBC, Selasa (17/5/2022).
Pejabat senior pemerintah mengatakan bahwa pasukan AS yang sudah ditempatkan di luar negeri akan pindah ke Somalia. Ketika ditekan, pejabat itu mengatakan bahwa kurang dari 500 pasukan darat AS akan dipindahkan ke negara yang dilanda perang itu.
The New York Times, yang pertama kali melaporkan langkah tersebut, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan beberapa ratus tentara akan dikerahkan. The New York Times juga mengatakan Biden telah menandatangani proposal dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin awal bulan ini.
Pada tahun 2020, Trump memerintahkan penarikan sekitar 750 tentara AS dari Somalia pada Januari 2021.
Juru bicara keamanan nasional Adrienne Watson mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CNBC bahwa personel militer AS telah bergerak masuk dan keluar dari negara itu secara episodik sejak keputusan Trump untuk memindahkan pasukan.
"Keputusan untuk memperkenalkan kembali kehadiran yang gigih dibuat untuk memaksimalkan keamanan dan efektivitas pasukan kami dan memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan yang lebih efisien kepada mitra kami," tambah Watson.
(ian)