Sejarah Terbentuknya Organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Pengaruhnya di Dunia Politik Arab
loading...
A
A
A
KAIRO - Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam yang didirikan di Mesir . Organisasi ini didirikan oleh seorang sarjana Islam bernama Hassan Al-Banna pada tahun 1928. Setelahnya, Muslim Brotherhood terus tumbuh dan dianggap sebagai gerakan Islam terorganisir tertua dalam sejarah modern.
Al-Banna sendiri menyatakan tujuan didirikannya Ikhwanul Muslimin adalah untuk mendirikan negara Islam berdasarkan prinsip dan dekrit Al-Qur’an, serta sunnah Nabi Muhammad Saw.
Pada awalnya, Ikhwanul Muslimin hanya hanya berfokus pada aspek pendidikan dan amal, sebelum akhirnya turut masuk dalam dunia politik. Seiring perkembangannya, kelompok ini mulai menyebar ke negara-negara muslim lainnya.
Dikutip situs Al Jazeera, pada 1938, Ikhwanul Muslimin dikatakan memiliki sekitar 200.000 anggota. Jumlah tersebut meningkat menjadi setengah juta pada 1948. Selain itu, sejak tahun 1940, kelompok ini telah mendirikan kantor di sejumlah negara Arab, termasuk Suriah dan Lebanon. Sedangkan kantor pusatnya di Kairo menjadi titik pertemuan.
Dalam periode inilah, ikhwanul muslimin mulai disalahkan atas serangkaian kejadian di Mesir, termasuk pembunuhan Perdana Menteri Mahmoud An-Nukrashi Pasha pada 1948. Kelompok ini juga diketahui memainkan peran bersama golongan lain yang turut berjuang melawan intervensi Inggris di negara tersebut.
Selanjutnya, dalam dunia politik sebenarnya Ikhwanul Muslimin berusaha menjauhkan diri dari keberpihakan dengan pihak lain. Namun, setelahnya pemerintah Mesir mengambil jalan otoriter dan menjadikan kelompok ini salah satu targetnya. Pada tahun 1949, Al Banna dibunuh dan indikasi pelakunya mengarah pada agen pemerintah.
Dikutip dari Al Jazeera, ada beberapa kejadian penting dari Ikhwanul Muslimin yang membuat keuntungan politik di dunia Arab. Pertama, pada tahun 2011, partai Ennahda Tunisia (partai Islam yang terinspirasi Ikhwanul Muslimin) memenangkan pemilihan parlemen pertama yang diadakan negara tersebut setelah penggulingan Presiden Zine El Abidine Ben Ali.
Setahun berselang atau pada 2012, Ikhwanul Muslimin mencalonkan diri menjadi kandidat dalam pemilihan presiden dan hasilnya adalah Mohamed Mursi memenangkan pemilihan tersebut.
Selain itu, di Yordania, Front Aksi Islam yang merupakan bagian Ikhwanul Muslimin memiliki pengaruh besar di Parlemen Yordania.
Al-Banna sendiri menyatakan tujuan didirikannya Ikhwanul Muslimin adalah untuk mendirikan negara Islam berdasarkan prinsip dan dekrit Al-Qur’an, serta sunnah Nabi Muhammad Saw.
Pada awalnya, Ikhwanul Muslimin hanya hanya berfokus pada aspek pendidikan dan amal, sebelum akhirnya turut masuk dalam dunia politik. Seiring perkembangannya, kelompok ini mulai menyebar ke negara-negara muslim lainnya.
Dikutip situs Al Jazeera, pada 1938, Ikhwanul Muslimin dikatakan memiliki sekitar 200.000 anggota. Jumlah tersebut meningkat menjadi setengah juta pada 1948. Selain itu, sejak tahun 1940, kelompok ini telah mendirikan kantor di sejumlah negara Arab, termasuk Suriah dan Lebanon. Sedangkan kantor pusatnya di Kairo menjadi titik pertemuan.
Dalam periode inilah, ikhwanul muslimin mulai disalahkan atas serangkaian kejadian di Mesir, termasuk pembunuhan Perdana Menteri Mahmoud An-Nukrashi Pasha pada 1948. Kelompok ini juga diketahui memainkan peran bersama golongan lain yang turut berjuang melawan intervensi Inggris di negara tersebut.
Selanjutnya, dalam dunia politik sebenarnya Ikhwanul Muslimin berusaha menjauhkan diri dari keberpihakan dengan pihak lain. Namun, setelahnya pemerintah Mesir mengambil jalan otoriter dan menjadikan kelompok ini salah satu targetnya. Pada tahun 1949, Al Banna dibunuh dan indikasi pelakunya mengarah pada agen pemerintah.
Dikutip dari Al Jazeera, ada beberapa kejadian penting dari Ikhwanul Muslimin yang membuat keuntungan politik di dunia Arab. Pertama, pada tahun 2011, partai Ennahda Tunisia (partai Islam yang terinspirasi Ikhwanul Muslimin) memenangkan pemilihan parlemen pertama yang diadakan negara tersebut setelah penggulingan Presiden Zine El Abidine Ben Ali.
Setahun berselang atau pada 2012, Ikhwanul Muslimin mencalonkan diri menjadi kandidat dalam pemilihan presiden dan hasilnya adalah Mohamed Mursi memenangkan pemilihan tersebut.
Selain itu, di Yordania, Front Aksi Islam yang merupakan bagian Ikhwanul Muslimin memiliki pengaruh besar di Parlemen Yordania.
(esn)