Kepala Pentagon Peringatkan Putin Tak Serang NATO, atau....
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin agar tidak menyerang negara NATO mana pun. Dia mengatakan langkah seperti itu akan menjadi “pengubah permainan" dalam perang Moskow di Ukraina
“Ini adalah pertarungan yang dia [Putin] benar-benar tidak ingin lakukan,” kata Austin kepada anggota Parlemen selama sesi dengar pendapat dengan jenderal tertinggi AS, Mark Milley, pada Rabu.
Austin yakin Rusia tidak ingin mengambil risiko seperti itu. “Ketika Anda melihat kalkulus Putin, pandangan saya adalah bahwa Rusia tidak ingin mengambil aliansi NATO," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (12/5/2022).
"Jika Rusia memutuskan untuk menyerang negara mana pun yang menjadi anggota NATO, itu adalah pengubah permainan," ujarnya.
Austin mengungkapkan bahwa anggota NATO telah membahas tanggapan seperti apa yang akan dilakukan jika terjadi serangan Rusia.
Pasal 5 dari perjanjian NATO menyatakan bahwa jika sekutu NATO diserang, setiap anggota aliansi lainnya akan menganggap tindakan itu sebagai serangan bersenjata terhadap semua anggota dan akan mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk membantu.
Menteri Pertahanan AS menunjuk pada hampir 2 juta pasukan di NATO dan kemampuan paling canggih dari aliansi mana pun di dunia.
Ditanya apakah AS siap untuk menanggapi serangan Rusia terhadap negara anggota NATO? Jenderal Milley berkata, “jawaban singkatnya adalah ya.”
“Secara militer, kami sangat mampu menanggapi segala bentuk atau mode eskalasi jika diarahkan oleh presiden,” katanya.
Milley mengatakan AS sedang memantau situasi dan potensi eskalasi "setiap hari."
Putin memerintahkan apa yang disebut “operasi militer khusus” pada bulan Februari, mengeklaim bahwa dia akan membebaskan kota-kota di Ukraina yang penduduknya berbahasa Rusia dari “neo-Nazi".
AS telah menawarkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky rute untuk melarikan diri dari negaranya, namun perlawanan Ukraina telah menarik pujian dunia internasional dan memaksa Barat untuk menghitung ulang keyakinannya bahwa Rusia akan menggulingkan pemerintah di Kiev dalam beberapa hari.
Pertempuran telah berlangsung selama lebih dari 75 hari sekarang, dan Rusia harus membentuk kembali pasukannya dan memprioritaskan kembali tujuannya di Ukraina.
Komunitas internasional telah bersatu untuk memberikan Ukraina bantuan militer serta menluncurkan sanksi ekonomi terhadap Rusia dan para oligarkinya.
Tetapi anggota NATO, termasuk AS, mengatakan mereka tidak berniat mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk berperang melawan Rusia.
“Ini adalah pertarungan yang dia [Putin] benar-benar tidak ingin lakukan,” kata Austin kepada anggota Parlemen selama sesi dengar pendapat dengan jenderal tertinggi AS, Mark Milley, pada Rabu.
Austin yakin Rusia tidak ingin mengambil risiko seperti itu. “Ketika Anda melihat kalkulus Putin, pandangan saya adalah bahwa Rusia tidak ingin mengambil aliansi NATO," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (12/5/2022).
"Jika Rusia memutuskan untuk menyerang negara mana pun yang menjadi anggota NATO, itu adalah pengubah permainan," ujarnya.
Austin mengungkapkan bahwa anggota NATO telah membahas tanggapan seperti apa yang akan dilakukan jika terjadi serangan Rusia.
Pasal 5 dari perjanjian NATO menyatakan bahwa jika sekutu NATO diserang, setiap anggota aliansi lainnya akan menganggap tindakan itu sebagai serangan bersenjata terhadap semua anggota dan akan mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk membantu.
Menteri Pertahanan AS menunjuk pada hampir 2 juta pasukan di NATO dan kemampuan paling canggih dari aliansi mana pun di dunia.
Ditanya apakah AS siap untuk menanggapi serangan Rusia terhadap negara anggota NATO? Jenderal Milley berkata, “jawaban singkatnya adalah ya.”
“Secara militer, kami sangat mampu menanggapi segala bentuk atau mode eskalasi jika diarahkan oleh presiden,” katanya.
Milley mengatakan AS sedang memantau situasi dan potensi eskalasi "setiap hari."
Putin memerintahkan apa yang disebut “operasi militer khusus” pada bulan Februari, mengeklaim bahwa dia akan membebaskan kota-kota di Ukraina yang penduduknya berbahasa Rusia dari “neo-Nazi".
AS telah menawarkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky rute untuk melarikan diri dari negaranya, namun perlawanan Ukraina telah menarik pujian dunia internasional dan memaksa Barat untuk menghitung ulang keyakinannya bahwa Rusia akan menggulingkan pemerintah di Kiev dalam beberapa hari.
Pertempuran telah berlangsung selama lebih dari 75 hari sekarang, dan Rusia harus membentuk kembali pasukannya dan memprioritaskan kembali tujuannya di Ukraina.
Komunitas internasional telah bersatu untuk memberikan Ukraina bantuan militer serta menluncurkan sanksi ekonomi terhadap Rusia dan para oligarkinya.
Tetapi anggota NATO, termasuk AS, mengatakan mereka tidak berniat mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk berperang melawan Rusia.
(min)