Analis: Serang ICC, AS Coba 'Melarikan' Diri dari Tanggung Jawab

Minggu, 21 Juni 2020 - 01:10 WIB
loading...
Analis: Serang ICC,...
Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah memberdayakan sanksi ekonomi terhadap pejabat Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang terlibat dalam penyelidikan atau penuntutan personel militer AS. Pengamat politik dan militer AS menyebut, ini adalah upaya AS untuk melarikan diri dari tanggung jawab mereka.

Membenarkan keputusannya untuk memberikan sanksi pada pejabat ICC, pemerintahan Trump telah mengajukan asumsi bahwa entitas itu sangat tidak efektif dan korup. Selain itu, dari sudut pandang yuridis, AS tidak dapat diperiksa ICC, karena Washington tidak pernah menyetujui Statuta Roma, dasar dari pembentukan ICC.

(Baca: Akal-Akalan Abu Nawas Menjebak Pencuri Profesional )

"AS mengklaim bahwa pengadilan pidana internasional korup dan akan digunakan untuk penuntutan bermotivasi politis terhadap personel militer AS dan sekutu, adalah upaya lemah untuk memfitnah organisasi internasional yang didedikasikan untuk hak asasi manusia dan melindungi kehidupan dan kedaulatan bangsa," ucap Scott Bennett, mantan perwira Angkatan Darat AS dan analis kontraterorisme.

Dia mencatat bahwa inisiatif Gedung Putih memungkinkan kompleks industri militer AS untuk melanjutkan perang di luar negeri sambil melepaskan semua tanggung jawab moral atas kejahatannya di Afghanistan, Irak, Libya, dan Suriah.

Bennett menyerukan kepada negara-negara yang telah menderita karena aksi militer AS untuk segera mengajukan tindakan hukum atas kejahatan perang terhadap AS, karena secara ilegal menginvasi negara mereka.

Selain itu, lanjutnya, mereka harus mengajukan petisi kepada PBB untuk memberikan sanksi ekonomi kepada setiap orang AS dan bisnis yang terlibat dalam kekejaman.

(Baca: Kisah Bijak Para Sufi: Semut dan Capung )

Bennet kemudian mengatakan bahwa badan internasional juga harus menyelidiki para politisi AS yang terlibat dalam invasi luar negeri, termasuk George W. Bush, Dick Cheney, Donald Rumsfeld, Barack Obama, Hillary Clinton, dan lainnya.

"Hanya dengan sebuah badan internasional yang didedikasikan untuk menghentikan negara-negara dari menginvasi orang lain dan terlibat dalam perang ekonomi, dan informasi maka AS akan dicegah mengulangi kejahatan mengerikan terhadap kemanusiaan ini," tukasnya.

Daniel Lazare, seorang jurnalis dan penulis Amerika, menyampaikan hal serupa. Menurutnya, AS menggunakan pendekatan yang dapat digambarkan dengan mengatakan "satu hukum untuk saya, satu lagi untukmu".

"Setidaknya sejak tahun 1970-an, AS telah menggunakan HAM sebagai senjata untuk memajukan tujuan hegemoni nya. Secara bersamaan, AS telah menentang setiap dan semua upaya untuk menggunakan masalah ini dengan cara yang dalam hal apapun bertentangan dengan ambisi kekaisaran AS," ujarnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs Rusia di Dunia: Sama-sama Raksasa Nuklir, Siapa Lebih Kuat?
Mimpi WNI Aditya Harsono...
Mimpi WNI Aditya Harsono di AS Hancur: Ditangkap karena Coret Trailer, Terancam Dideportasi
Lockheed Martin Janjikan...
Lockheed Martin Janjikan Jet Tempur Siluman F-35 Terbaru Menjadi Ferrari Terbang Rasa F-47
Tingkat Persetujuan...
Tingkat Persetujuan Publik terhadap Trump Anjlok ke Level Terendah, Rakyat AS Marah
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia, Bagai Langit dan Bumi?
Profil Victor Gao, Analis...
Profil Victor Gao, Analis yang Sebut China Bisa Hidup 5.000 Tahun Lagi Meski Ditekan AS
Pelayaran China Hadapi...
Pelayaran China Hadapi Masalah Akibat Tarif AS, Kiriman Kontainer Turun Tajam
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan, Siapa Lebih Unggul?
Rekomendasi
Menag Ajak Jemaat Gereja...
Menag Ajak Jemaat Gereja Katedral Jaga Warisan Pemikiran Paus Fransiskus
Tegas! Pelaku Kecurangan...
Tegas! Pelaku Kecurangan UTBK 2025 Akan Didiskualifikasi dari Semua Jalur Masuk PTN
PHR Kembangkan Desa...
PHR Kembangkan Desa Energi di Riau, Ubah Limbah Ternak Jadi Biogas
Berita Terkini
Trump Tegaskan Universitas...
Trump Tegaskan Universitas Harvard Ancaman bagi Demokrasi
17 menit yang lalu
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
31 menit yang lalu
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs Rusia di Dunia: Sama-sama Raksasa Nuklir, Siapa Lebih Kuat?
1 jam yang lalu
Mimpi WNI Aditya Harsono...
Mimpi WNI Aditya Harsono di AS Hancur: Ditangkap karena Coret Trailer, Terancam Dideportasi
1 jam yang lalu
Pembantaian 26 Turis...
Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir: Korban Ditanya Hal Sensitif soal Agama sebelum Ditembak
4 jam yang lalu
Lagi Asyik Makan di...
Lagi Asyik Makan di Restoran Seoul, Dubes Israel Ketakutan Diteriaki Genosida oleh Aktivis
4 jam yang lalu
Infografis
Rakyat Swiss Minta Pembelian...
Rakyat Swiss Minta Pembelian 36 Jet Tempur F-35 AS Dibatalkan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved