Perang Rusia-Ukraina Picu Ketakutan di Eropa, Permintaan Bunker Nuklir Melonjak

Minggu, 01 Mei 2022 - 08:16 WIB
loading...
A A A
"Saat ini ada 599 tempat penampungan umum di Jerman. Kami akan memeriksa apakah kami dapat meningkatkan lebih banyak sistem seperti itu. Bagaimanapun, pembongkaran telah berhenti," kata Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser bulan ini, menurut Reuters.



Negara ini juga sedang mengerjakan konsep baru untuk memungkinkan tempat parkir bawah tanah, stasiun kereta bawah tanah, dan ruang bawah tanah menjadi tempat perlindungan yang memungkinkan.

Sementara itu, Insider melaporkan, beberapa perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) yang berspesialisasi dalam tempat penampungan bawah tanah mengatakan mereka telah melihat peningkatan permintaan sejak akhir Februari.

Rusia menempatkan pasukan nuklir negaranya pada "kesiapan tempur khusus" pada awal perang. Pekan lalu, negara itu menguji coba rudal balistik antarbenua Sarmat yang berkemampuan nuklir, juga dikenal sebagai Satan II, yang menurut Putin akan membuat musuh Moskow "berpikir dua kali."

Pada hari Kamis, presiden Rusia itu tampaknya menyiratkan bahwa dia akan menggunakan senjata semacam itu jika negara-negara Barat terus ikut campur di Ukraina atau membuat ancaman terhadap Moskow.

"Jika seseorang bermaksud untuk campur tangan atas apa yang terjadi dari luar dan menciptakan ancaman strategis yang tidak dapat diterima bagi kami, maka mereka harus tahu bahwa respons kami terhadap serangan yang akan datang akan cepat, secepat kilat," kata Putin berbicara di Saint Petersburg, menurut CNN.

"Kami memiliki semua alat untuk ini, yang tidak dapat dibanggakan oleh siapa pun, dan kami tidak akan membual. Kami akan menggunakannya jika diperlukan dan saya ingin semua orang mengetahui hal ini. Semua keputusan telah dibuat dalam hal ini," imbuhnya.



Sementara itu, sebuah program berita di Rusia minggu ini mempromosikan prospek perang yang menyebar di "Eropa dan dunia." Seorang tamu bahkan menyarankan bahwa senjata nuklir harus menargetkan Inggris karena dukungannya untuk Ukraina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1717 seconds (0.1#10.140)