Arab Saudi Akan Buka 1.500 Masjid Makkah meski Covid-19 Mengganas
loading...
A
A
A
RIYADH - Otoritas berwenang Arab Saudi akan mengizinkan lebih dari 1.500 masjid di kota suci Makkah untuk dibuka kembali setelah tiga bulan ditutup untuk salat berjamaah.
Rencananya, ribuan masjid itu dibuka lagi mulai hari Minggu (21/6/2020). Rencana membuka ribuan masjid ini muncul ketika wabah virus corona baru (Covid-19) masih mengganas.
Hingga Jumat kemarian, negara itu melaporkan 150.292 kasus Covid-19 setelah ada tambahan 4.301 kasus baru. Sudah 1.184 orang meninggal di negara itu terkait Covid-19.
"Masjid-masjid di kota suci akan membuka kembali pintunya bagi umat pada Minggu, setelah tiga bulan tutup karena pandemi virus corona," tulis media pemerintah Arab Saudi, Al-Ekhbariya, seperti dikutip AFP. (Baca: Kasus Covid-19 Iran Lampaui Angka 200 Ribu )
Laporan lain dari laman Al-Monitor menyebutkanjumlah masjid di Makkah yang akan dibuka kembali mencapai lebih dari 1.500.
Kementerian Urusan Islam setempat mengatakan pada hari Jumat bahwa sajadah pribadi dan aturan menjaga jarak sosial berlaku di antara jamaah.
Gulf News melaporkan bahwa para relawan telah memasang rambu di lokasi untuk penempatan sajadah yang menunjukkan jarak yang harus dijaga selama salat.
Minggu ini, Arab Saudi menyetujui penggunaan deksametason—steroid dosis rendah yang digunakan untuk mengobati peradangan—pada pasien virus corona baru yang sakit kritis setelah sebuah studi yang menjanjikan atas obat tersebut di Inggris.
Namun, juru bicara Kementerian Kesehatan Dr Mohammed Al-Abd Al-Aly memperingatkan bahwa Covid-19 belum ada obatnya.
"Virus ini masih ada, masih aktif, dan pandemi berlanjut," kata Al-Aly. "Kami kembali normal, tapi hati-hati," katanya lagi. (Baca:
Kasus Covid-19 Arab Saudi Terus Melonjak, Haji Terancam Batal )
Pada akhir Mei, Arab Saudi mulai melonggarkan tindakan penguncian sebagai bagian dari rencana tiga fase. Salat di puluhan ribu masjid kembali diizinkan kecuali di Makkah. Masjid di Madinah tempat Nabi Muhammad dimakamkan juga telah dibuka untuk umum, namun salat hanya diperbolehkan di luar.
Kementerian Urusan Islam mengirim pesan teks kepada jutaan penduduk yang berisi pedoman baru untuk ibadah, termasuk mengenakan penutup wajah atau masker setiap saat dan menjaga jarak 6,5 kaki.
Ketika jumlah kasus Covid-19 terus meningkat, otoritas Islam di Arab Saudi mempertimbangkan untuk membatalkan pelaksanaan haji yang dijadwalkan berlangsung akhir Juli. Namun, belum ada keputusan resmi terkait jadi tidaknya pelaksanaan ibadah haji yang menyatukan sekitar dua juta Muslim dari seluruh dunia ke kota-kota suci Makkah dan Madinah setiap tahunnya tersebut. (Baca juga: Dokter Reisa Jelaskan Penggunaan Dexamethasone Sesuai Saran WHO )
Rencananya, ribuan masjid itu dibuka lagi mulai hari Minggu (21/6/2020). Rencana membuka ribuan masjid ini muncul ketika wabah virus corona baru (Covid-19) masih mengganas.
Hingga Jumat kemarian, negara itu melaporkan 150.292 kasus Covid-19 setelah ada tambahan 4.301 kasus baru. Sudah 1.184 orang meninggal di negara itu terkait Covid-19.
"Masjid-masjid di kota suci akan membuka kembali pintunya bagi umat pada Minggu, setelah tiga bulan tutup karena pandemi virus corona," tulis media pemerintah Arab Saudi, Al-Ekhbariya, seperti dikutip AFP. (Baca: Kasus Covid-19 Iran Lampaui Angka 200 Ribu )
Laporan lain dari laman Al-Monitor menyebutkanjumlah masjid di Makkah yang akan dibuka kembali mencapai lebih dari 1.500.
Kementerian Urusan Islam setempat mengatakan pada hari Jumat bahwa sajadah pribadi dan aturan menjaga jarak sosial berlaku di antara jamaah.
Gulf News melaporkan bahwa para relawan telah memasang rambu di lokasi untuk penempatan sajadah yang menunjukkan jarak yang harus dijaga selama salat.
Minggu ini, Arab Saudi menyetujui penggunaan deksametason—steroid dosis rendah yang digunakan untuk mengobati peradangan—pada pasien virus corona baru yang sakit kritis setelah sebuah studi yang menjanjikan atas obat tersebut di Inggris.
Namun, juru bicara Kementerian Kesehatan Dr Mohammed Al-Abd Al-Aly memperingatkan bahwa Covid-19 belum ada obatnya.
"Virus ini masih ada, masih aktif, dan pandemi berlanjut," kata Al-Aly. "Kami kembali normal, tapi hati-hati," katanya lagi. (Baca:
Kasus Covid-19 Arab Saudi Terus Melonjak, Haji Terancam Batal )
Pada akhir Mei, Arab Saudi mulai melonggarkan tindakan penguncian sebagai bagian dari rencana tiga fase. Salat di puluhan ribu masjid kembali diizinkan kecuali di Makkah. Masjid di Madinah tempat Nabi Muhammad dimakamkan juga telah dibuka untuk umum, namun salat hanya diperbolehkan di luar.
Kementerian Urusan Islam mengirim pesan teks kepada jutaan penduduk yang berisi pedoman baru untuk ibadah, termasuk mengenakan penutup wajah atau masker setiap saat dan menjaga jarak 6,5 kaki.
Ketika jumlah kasus Covid-19 terus meningkat, otoritas Islam di Arab Saudi mempertimbangkan untuk membatalkan pelaksanaan haji yang dijadwalkan berlangsung akhir Juli. Namun, belum ada keputusan resmi terkait jadi tidaknya pelaksanaan ibadah haji yang menyatukan sekitar dua juta Muslim dari seluruh dunia ke kota-kota suci Makkah dan Madinah setiap tahunnya tersebut. (Baca juga: Dokter Reisa Jelaskan Penggunaan Dexamethasone Sesuai Saran WHO )
(min)