Sambil Gempur Ukraina, Rusia Produksi Massal Sistem Rudal Canggih S-500

Rabu, 27 April 2022 - 00:18 WIB
loading...
Sambil Gempur Ukraina,...
Rusia produksi massal sistem pertahanan rudal S-500 ketika militernya sibuk berperang di Ukraina. Foto/Sputnik/Alexey Kudenko
A A A
MOSKOW - Rusia memasukkan sistem pertahanan rudal canggih S-500 dalam tahap produksi massal ketika militernya sedang sibuk berperang di Ukraina. Kepala perusahaan teknologi pertahanan Almaz-Antey, Yan Novikov, mengonfirmasi tahapan tersebut pada hari Senin.

“Saat ini, produksi massal sistem S-500 telah diluncurkan berdasarkan pencapaian terbaru dalam sains dan teknologi dalam negeri," katanya.

Kemampuan tempur sistem S-500 secara signifikan melampaui kemampuan sistem dan kompleks rudal anti-pesawat yang dibuat sebelumnya.

"S-500 mampu menjadi basis sistem pertahanan dirgantara Rusia. Pasukan akan menerimanya dalam jangka waktu yang ditentukan oleh perintah pertahanan negara,” kata Novikov kepada majalah Rusia, National Defense.

Baca juga: Rusia Tunjukkan Sistem Rudal S-500 yang Sedang Beraksi

S-500 Prometheus adalah sistem rudal permukaan-ke-udara generasi berikutnya dengan jangkauan 600 kilometer (370 mil).

Itu adalah kompleks intersepsi ketinggian tinggi universal dengan peningkatan kemampuan pertahanan anti-rudal yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik antarbenua, rudal jelajah hipersonik dan pesawat siluman termasuk F-22 Raptor Amerika Serikat.

S-500 Prometey (bahasa Rusia untuk Prometheus) sudah dikembangkan dan pertama kali berhasil diuji coba pada Juli 2021. Pada bulan September, Angkatan Bersenjata Rusia mulai menerima kiriman S-500 pertama mereka, menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov.

Dan pada bulan Oktober, brigade S-500 pertama dikerahkan oleh Pasukan Khusus Ke-15 Angkatan Udara Rusia untuk menutupi Moskow dan Kawasan Industri Pusat negara itu.

Jangkauan operasional S-500 adalah sekitar 370 mil di mana ia dilaporkan dapat mendeteksi dan secara bersamaan melawan hingga 10 hulu ledak ICBM terminal supersonik balistik yang terbang dengan kecepatan hingga 4,34 mil (7 kilometer) per detik.

Selain menyediakan pertahanan udara taktis di medan perang, sistem mobile S-500 Prometheus dianggap sebagai salah satu yang paling canggih di dunia, yang dilaporkan mampu menghancurkan tembakan rudal hipersonik yang saat ini sedang dikembangkan oleh berbagai negara.

Analis Rusia mengeklaim bahwa S-500 bahkan dapat menargetkan satelit di orbit rendah Bumi dan pesawat siluman generasi kelima, selain target utama rudal jelajah dan balistik.

Selain itu, kemampuan bertahan sistem ini diduga ditingkatkan dengan ketahanannya yang tinggi terhadap interferensi elektronik.

S-500 dikembangkan oleh Almaz-Antey Air Defense Concern untuk menggantikan sistem rudal A-135 yang sudah tua yang saat ini digunakan. Ini dianggap sebagai langkah maju dari S-400 Triumf tetapi akan melengkapi platform itu daripada menggantikannya.

Pengumuman tentang produksi massal S-500 muncul ketika perang Rusia di Ukraina terus berlanjut. Kiev juga terus dipasok senjata oleh negara-negara NATO.

Polandia menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat dalam jumlah persenjataan yang dipasok ke Ukraina di tengah operasi militer Rusia. Hal itu dikonfirmasi Kepala Kanselir Perdana Menteri Polandia, Michal Dworczyk, pada Senin.

Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengeklaim bahwa Warsawa memasok Kiev dengan berbagai senjata, termasuk peralatan anti-pesawat dan anti-armor serta senjata berat dan amunisi, untuk memungkinkannya melawan Rusia. Dia mengatakan bantuan militer Polandia ke Ukraina sekarang melebihi USD1,6 miliar.

“Tentunya, kami tidak mengungkap perincian pasokan, tetapi harus dijelaskan bahwa Polandia adalah negara yang, tepat setelah AS, mengirimkan senjata paling banyak ke Ukraina. Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan sebelumnya, 7 miliar zlotys, atau sekitar USD1,6 miliar. Ini adalah biaya dukungan militer kami di Ukraina,” kata Dworczyk kepada radio Polandia, RMF FM, seraya menambahkan bahwa dalam beberapa jenis senjata, Polandia memimpin.

Setelah Rusia melancarkan operasi militernya di Ukraina, AS dan sekutunya bergegas mengirimkan persenjataan dan peralatan militer bernilai miliaran dolar ke Ukraina.

Sejauh ini, Washington telah memberikan USD1,7 miliar bantuan militer ke Kiev, di mana Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berjanji untuk mengirim lebih banyak selama kunjungan hari Minggu ke negara itu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

Blinken mengatakan AS bermaksud untuk mengalokasikan USD713 juta lagi dalam bantuan militer asing ke Ukraina dan lebih dari selusin negara lain, bagi mereka untuk membeli senjata baru untuk cadangan mereka atau untuk mengompensasi senjata yang diberikan ke Ukraina.

Rusia telah berulang kali mengecam aliran senjata yang terus-menerus ke Ukraina dari Barat, dengan mengatakan bahwa hal itu menambah bahan bakar ke api dan menggagalkan proses negosiasi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pekan lalu bahwa kementeriannya telah mengeluarkan catatan kepada semua negara yang menyediakan senjata mematikan untuk Ukraina.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Zelensky Siap Berunding...
Zelensky Siap Berunding Langsung dengan Putin untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Rusia Tidak Takut dengan...
Rusia Tidak Takut dengan Ancaman Sanksi Besar-besaran dari Barat
Putin Usul Rusia-Ukraina...
Putin Usul Rusia-Ukraina Berunding Langsung Tanpa Prasyarat di Istanbul 15 Mei
Presiden Negara NATO...
Presiden Negara NATO Sebut Jalan Kemenangan Perang Ukraina atas Rusia Telah Hancur
Ini Jawaban Rusia setelah...
Ini Jawaban Rusia setelah Ditekan untuk Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina
Serangan Pakistan Hancurkan...
Serangan Pakistan Hancurkan Gudang Rudal BrahMos Kebanggaan India
5 Negara Eropa yang...
5 Negara Eropa yang Punya Utang Besar ke China, Rusia Teratas Tembus Rp2.808 Triliun
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Pakistan Klaim Menang...
Pakistan Klaim Menang 6-0 Pertempuran Udara Lawan India
Rekomendasi
Libur Waisak 2025, Contraflow...
Libur Waisak 2025, Contraflow Tol Jagorawi Arah Puncak Dihentikan Siang Ini
Semringah Ikut Operasi...
Semringah Ikut Operasi Katarak Gratis, Warga Sukabumi: Terima Kasih MNC Peduli dan RSI Assyifa
Dokter Richard Lee Ungkap...
Dokter Richard Lee Ungkap Aldy Maldini Mangkir Acara & Tak Refund Rp10 Juta
Berita Terkini
Siapa Aurangzeb Ahmed?...
Siapa Aurangzeb Ahmed? Arsitek Perang Pakistan yang Suka Menerapkan Strategi Militer China Kuno
Secara Tak Langsung,...
Secara Tak Langsung, Angkatan Udara India Akui Rafale Ditembak Jatuh Pakistan
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Israel Peringatkan Warga...
Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan 3 Pelabuhan yang Dikuasai Houthi, Bakal Diserang Besar-besaran
Infografis
Balas Dendam, Rusia...
Balas Dendam, Rusia Serang Ukraina dengan 43 Rudal
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved