Biden dan Obama Khawatir Trump Kembali ke Twitter setelah Dibeli Elon Musk
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Miliarder Elon Musk telah menyebut dirinya sebagai "absolut kebebasan berbicara" yang akan merevolusi peran Twitter dalam debat publik. Dia mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter sekitar USD44 miliar pada Senin (25/4/2022).
“Pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengungkapkan kekhawatiran bahwa pembelian Twitter oleh Pendiri SpaceX dan CEO Tesla Elon Musk akan menyebabkan kembalinya mantan Presiden AS Donald Trump di platform itu,” ungkap laporan CNBC.
Menurut mereka, Gedung Putih memantau dengan cermat kesepakatan itu, khawatir pengambilalihan Twitter dapat memicu gelombang disinformasi di platform tersebut.
Ini diduga dapat membahayakan peluang Partai Demokrat menjelang pemilu paruh waktu AS yang dijadwalkan untuk musim gugur ini, serta pemilu presiden mendatang pada 2024.
Gedung Putih tidak mengesampingkan bahwa Musk dapat mengizinkan Trump dan sejumlah politisi Partai Republik yang terkait dengannya untuk memulihkan akses mereka di Twitter, di mana mantan presiden telah diblokir selama berbulan-bulan.
Baca juga: Putin Tuduh Barat Hasut Ukraina untuk Bunuh Jurnalis Rusia
“Kekhawatiran tentang prospek semacam itu telah diungkapkan rekan terdekat Joe Biden, termasuk mantan Presiden Barack Obama,” ungkap laporan CNBC.
Namun, raja real estat New York itu mengatakan kepada Fox News bahwa dia tidak akan kembali ke Twitter, di mana dia memiliki 88 juta pengikut sebelum dia dilarang dari platform, yang menuduhnya menyebarkan informasi palsu yang disalahkan karena memicu kerusuhan di US Capitol pada 6 Januari 2021.
“Pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengungkapkan kekhawatiran bahwa pembelian Twitter oleh Pendiri SpaceX dan CEO Tesla Elon Musk akan menyebabkan kembalinya mantan Presiden AS Donald Trump di platform itu,” ungkap laporan CNBC.
Menurut mereka, Gedung Putih memantau dengan cermat kesepakatan itu, khawatir pengambilalihan Twitter dapat memicu gelombang disinformasi di platform tersebut.
Ini diduga dapat membahayakan peluang Partai Demokrat menjelang pemilu paruh waktu AS yang dijadwalkan untuk musim gugur ini, serta pemilu presiden mendatang pada 2024.
Gedung Putih tidak mengesampingkan bahwa Musk dapat mengizinkan Trump dan sejumlah politisi Partai Republik yang terkait dengannya untuk memulihkan akses mereka di Twitter, di mana mantan presiden telah diblokir selama berbulan-bulan.
Baca juga: Putin Tuduh Barat Hasut Ukraina untuk Bunuh Jurnalis Rusia
“Kekhawatiran tentang prospek semacam itu telah diungkapkan rekan terdekat Joe Biden, termasuk mantan Presiden Barack Obama,” ungkap laporan CNBC.
Namun, raja real estat New York itu mengatakan kepada Fox News bahwa dia tidak akan kembali ke Twitter, di mana dia memiliki 88 juta pengikut sebelum dia dilarang dari platform, yang menuduhnya menyebarkan informasi palsu yang disalahkan karena memicu kerusuhan di US Capitol pada 6 Januari 2021.