Rusia Terus Gempur Pasukan Terakhir Ukraina di Pabrik Baja Mariupol
loading...
A
A
A
MARIUPOL - Rusia melanjutkan serangannya terhadap pasukan terakhir Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja raksasa di Mariupol . Hal itu diungkapkan seorang pejabat Ukraina pada Sabtu (23/4/2022).
Serangan dilancarkan pasukan Rusia beberapa hari setelah Moskow mengumumkan kemenangan di kota pelabuhan selatan. “Pasukan Rusia menyerang kompleks Azovstal dengan serangan udara dan mencoba menyerbunya,” kata penasihat presiden Oleksiy Arestovych, seperti dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan, musuh berusaha mendesak perlawanan terakhir para pembela Mariupol. Pertempuran terbesar dalam konflik telah berkecamuk selama berminggu-minggu ketika Rusia berusaha untuk merebut sebuah kota yang dianggap penting dalam upayanya untuk menghubungkan wilayah Donbas timur dengan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada tahun 2014.
“Dua rudal menghantam fasilitas militer dan dua bangunan tempat tinggal di kota pelabuhan Laut Hitam Odesa, dan dua lainnya hancur,” kata Komando Udara Selatan Angkatan Bersenjata Ukraina. Sementara pembantu presiden Ukraina Andriy Yermak mengatakan, lima orang tewas dan 18 luka-luka.
Jumlah korban tewas tidak dapat diverifikasi secara independen. Serangan besar terakhir di atau dekat Odesa terjadi pada awal April lalu.
“Satu-satunya tujuan serangan rudal Rusia di Odesa adalah teror,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter. Rusia sendiri membantah menargetkan warga sipil dalam "operasi militer khusus" yang dimulai pada 24 Februari.
Seorang jenderal Rusia, Rustam Minnekayev, mengatakan pada hari Jumat bahwa Moskow ingin menguasai seluruh Ukraina selatan, bukan hanya Donbas. Ukraina mengatakan komentar itu mengindikasikan Rusia memiliki tujuan yang lebih luas daripada tujuan yang dinyatakan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu.
Pasukan Rusia telah mengepung dan membombardir Mariupol sejak hari-hari awal perang, meninggalkan sebuah kota yang biasanya menjadi rumah bagi lebih dari 400.000 orang dalam reruntuhan. Upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil gagal pada Sabtu, kata seorang pembantu walikota Mariupol.
Serangan dilancarkan pasukan Rusia beberapa hari setelah Moskow mengumumkan kemenangan di kota pelabuhan selatan. “Pasukan Rusia menyerang kompleks Azovstal dengan serangan udara dan mencoba menyerbunya,” kata penasihat presiden Oleksiy Arestovych, seperti dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan, musuh berusaha mendesak perlawanan terakhir para pembela Mariupol. Pertempuran terbesar dalam konflik telah berkecamuk selama berminggu-minggu ketika Rusia berusaha untuk merebut sebuah kota yang dianggap penting dalam upayanya untuk menghubungkan wilayah Donbas timur dengan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada tahun 2014.
“Dua rudal menghantam fasilitas militer dan dua bangunan tempat tinggal di kota pelabuhan Laut Hitam Odesa, dan dua lainnya hancur,” kata Komando Udara Selatan Angkatan Bersenjata Ukraina. Sementara pembantu presiden Ukraina Andriy Yermak mengatakan, lima orang tewas dan 18 luka-luka.
Jumlah korban tewas tidak dapat diverifikasi secara independen. Serangan besar terakhir di atau dekat Odesa terjadi pada awal April lalu.
“Satu-satunya tujuan serangan rudal Rusia di Odesa adalah teror,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter. Rusia sendiri membantah menargetkan warga sipil dalam "operasi militer khusus" yang dimulai pada 24 Februari.
Seorang jenderal Rusia, Rustam Minnekayev, mengatakan pada hari Jumat bahwa Moskow ingin menguasai seluruh Ukraina selatan, bukan hanya Donbas. Ukraina mengatakan komentar itu mengindikasikan Rusia memiliki tujuan yang lebih luas daripada tujuan yang dinyatakan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu.
Pasukan Rusia telah mengepung dan membombardir Mariupol sejak hari-hari awal perang, meninggalkan sebuah kota yang biasanya menjadi rumah bagi lebih dari 400.000 orang dalam reruntuhan. Upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil gagal pada Sabtu, kata seorang pembantu walikota Mariupol.