Pasukan Ukraina di Mariupol Tolak Menyerah, tapi Minta Jaminan Keamanan

Kamis, 21 April 2022 - 15:05 WIB
loading...
A A A
“Kami memohon agar kami dapat mengumpulkan mayat-mayat, sehingga warga sipil dapat dengan tenang keluar dari Azovstal.”

Tetapi koridor kemanusiaan diduga telah dibuka kembali, di mana pihak berwenang Ukraina melaporkan hari ini bahwa empat bus telah meninggalkan Mariupol.

"Empat bus evakuasi berhasil meninggalkan kota kemarin melalui koridor kemanusiaan," kata Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Dia menambahkan bahwa evakuasi wanita, anak-anak dan orang tua akan dilanjutkan hari ini.

Mariupol telah menjadi simbol perlawanan sengit Ukraina yang tak terduga sejak pasukan Rusia menginvasi negara pecahan Soviet itu pada 24 Februari.

Merebut Mariupol akan memberi Rusia jembatan darat antara semenanjung Crimea—wilayah yang melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada 2014—, dan dua wilayah yang dikuasai separatis pro-Moskow di timur Ukraina.

Saat pertempuran berkecamuk di timur dan selatan Ukraina, pemimpin Dewan Eropa Charles Michel mengunjungi Kiev dan berjanji bahwa Uni Eropa akan melakukan segala yang mungkin untuk membantu negara itu memenangkan perang.

"Anda tidak sendiri. Kami bersama Anda,” kata Michel saat konferensi pers bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Zelensky mengatakan negaranya masih tidak memiliki cukup senjata untuk melawan invasi Rusia, meskipun banyak bantuan militer dari sekutu Barat sudah mengalir ke Kiev.

Menjelang kedatangan Michel, Pentagon mengatakan Ukraina telah menerima pesawat-pesawat tempur untuk meningkatkan angkatan udaranya—tetapi kemudian mengoreksi pernyataan itu, dengan mengatakan hanya suku cadang pesawat yang telah dikirimkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1753 seconds (0.1#10.140)