Raja Salman Minta KSRelief Berikan Bantuan Rp143 M ke Pengungsi Ukraina
loading...
A
A
A
RIYADH - Raja Salman dari Arab Saudi telah mengarahkan Pusat Pertolongan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) untuk memberikan bantuan medis dan tempat tinggal yang mendesak senilai $10 juta atau sekitar Rp143 miliar (kurs Rp14.300) kepada para pengungsi Ukraina . Demikian laporan kantor berita resmi Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA).
"Pengungsi yang tiba di Polandia akan mendapat manfaat utama," tambah SPA seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (13/4/2022).
Gerakan tersebut dilaporkan berkoordinasi dengan pemerintah Polandia dan badan-badan PBB yang memiliki kehadiran aktif di wilayah tersebut.
Akhir Maret, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan dialog sangat penting untuk mengakhiri konflik saat ini di Ukraina.
Berbicara di Qatar di mana ia menghadiri Forum Doha, Pangeran Faisal menambahkan bahwa cara terbaik untuk menangani krisis ini adalah dengan memperkuat dialog untuk mencapai solusi politik dan mengakhiri penderitaan warga sipil.
Awal Maret, tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menegaskan dukungan Kerajaan di Teluk Arab itu untuk de-eskalasi krisis Ukraina dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Ia mengatakan kepadanya bahwa Kerajaan Arab Saudi bersedia untuk menengahi untuk menyelesaikan konflik dengan Rusia.
Putra Mahkota Arab Saudi itu juga memberi tahu Zelensky bahwa Arab Saudi akan memperpanjang visa pengunjung, turis, dan penduduk Ukraina di Kerajaan Arab Saudi, yang akan berakhir selama periode ini selama tiga bulan, dapat diperpanjang, dan bahwa pemerintah Kerajaan sangat memperhatikan kenyamanan dan keamanan mereka.
Invasi Moskow ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menyebabkan lebih dari 4,6 juta orang melarikan diri ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan dan membuat Rusia semakin terisolasi di panggung dunia.
Kantor kejaksaan Ukraina mengatakan 191 anak telah tewas dan 349 terluka sejak awal invasi.
Kremlin mengatakan pihaknya meluncurkan "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Kiev dan sekutu Baratnya menolak itu sebagai dalih palsu untuk serangan yang tidak beralasan.
"Pengungsi yang tiba di Polandia akan mendapat manfaat utama," tambah SPA seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (13/4/2022).
Gerakan tersebut dilaporkan berkoordinasi dengan pemerintah Polandia dan badan-badan PBB yang memiliki kehadiran aktif di wilayah tersebut.
Akhir Maret, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan dialog sangat penting untuk mengakhiri konflik saat ini di Ukraina.
Berbicara di Qatar di mana ia menghadiri Forum Doha, Pangeran Faisal menambahkan bahwa cara terbaik untuk menangani krisis ini adalah dengan memperkuat dialog untuk mencapai solusi politik dan mengakhiri penderitaan warga sipil.
Awal Maret, tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menegaskan dukungan Kerajaan di Teluk Arab itu untuk de-eskalasi krisis Ukraina dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Ia mengatakan kepadanya bahwa Kerajaan Arab Saudi bersedia untuk menengahi untuk menyelesaikan konflik dengan Rusia.
Putra Mahkota Arab Saudi itu juga memberi tahu Zelensky bahwa Arab Saudi akan memperpanjang visa pengunjung, turis, dan penduduk Ukraina di Kerajaan Arab Saudi, yang akan berakhir selama periode ini selama tiga bulan, dapat diperpanjang, dan bahwa pemerintah Kerajaan sangat memperhatikan kenyamanan dan keamanan mereka.
Invasi Moskow ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menyebabkan lebih dari 4,6 juta orang melarikan diri ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan dan membuat Rusia semakin terisolasi di panggung dunia.
Kantor kejaksaan Ukraina mengatakan 191 anak telah tewas dan 349 terluka sejak awal invasi.
Kremlin mengatakan pihaknya meluncurkan "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Kiev dan sekutu Baratnya menolak itu sebagai dalih palsu untuk serangan yang tidak beralasan.
(ian)