Perang Ukraina Makin Memanas, Iran Disebut Pasok Rudal ke Rusia

Rabu, 13 April 2022 - 00:45 WIB
loading...
A A A
RPG (granat berpeluncur roket) dan rudal anti-tank milik Hashd al-Shaabi, payung milisi Syiah paling kuat, diangkut ke Iran melalui penyeberangan perbatasan Salamja pada 26 Maret, di mana peralatan tempur itu diterima oleh militer Iran dan dibawa ke Rusia melalui laut. Demikian disampaikan seorang komandan cabang milisi Irak yang mengontrol penyeberangan.

Hashd al-Shaabi juga membongkar dan mengirim dua sistem peluncur roket Astros II yang dirancang Brasil, yang dikenal di Irak sebagai versi yang dibuat dengan lisensi Sajil-60, ke Iran pada 1 April. Praktik bongkar dan muat senjata tersebut diungkap sumber di internal kelompok milisi Hashd al-Sahaabi.

“Kami tidak peduli kemana senjata berat itu pergi [karena kami tidak membutuhkannya saat ini],” kata salah satu sumber kelompok Hashd al-Shaabi. “Apa pun yang anti-AS membuat kami bahagia.”



Tiga kapal kargo yang mampu membawa muatan seperti itu—dua berbendera Rusia dan satu berbendera Iran—melintasi Laut Kaspia dari pelabuhan Bandar Anzali Iran ke Astrakhan, sebuah kota Rusia di delta Volga, dalam kerangka waktu yang ditentukan.

“Yang dibutuhkan Rusia di Ukraina saat ini adalah rudal. Ini membutuhkan keterampilan untuk diangkut karena rapuh dan mudah meledak, tetapi jika Anda berkomitmen untuk melakukannya, itu mungkin,” kata Yörük Işık, pakar urusan maritim yang berbasis di Istanbul.

“Ini juga bukan jenis aktivitas yang akan ditangkap oleh citra satelit karena dapat diangkut dalam kotak besar dan kontainer pengiriman biasa.”

Mohaned Hage Ali, seorang fellow di Carnegie Middle East Center, mengatakan: “Persenjataan canggih semacam itu [sistem peluncur roket] akan membuat perbedaan besar di lapangan di Ukraina. Hashd al-Shaabi mengontrol sebagian besar wilayah perbatasan dengan Iran, yang akan membuat transaksi ini lebih mudah."

“Negara-negara lain seperti China harus sangat berhati-hati dalam memberikan senjata ke Rusia sekarang, mengingat situasi sanksi baru. Dan Iran, sebagai bagian dari poros itu, ingin memastikan Rusia tidak kalah dalam konflik ini," paparnya.

“Jika rezim Putin tidak stabil, itu memiliki implikasi besar bagi Iran, khususnya di Suriah, di mana Damaskus bergantung pada dukungan udara Rusia dan Rusia berkoordinasi untuk menghindari konflik langsung antara mereka dan Israel.”
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2959 seconds (0.1#10.140)