Cairan Sampah Nuklir dari Pabrik Senjata Atom AS Bocor, Cek Situasi Terkini

Selasa, 12 April 2022 - 09:02 WIB
loading...
Cairan Sampah Nuklir dari Pabrik Senjata Atom AS Bocor, Cek Situasi Terkini
Pabrik Percontohan Isolasi Limbah (WIPP) menampung limbah nuklir di tenggara New Mexico, Amerika Serikat. Foto/nukewatch.org
A A A
WASHINGTON - Pada Sabtu malam (9/4/2022), para pekerja di Pabrik Percontohan Isolasi Limbah (WIPP) di tenggara New Mexico, Amerika Serikat (AS), dievakuasi setelah menemukan cairan di dasar drum limbah nuklir.

Menurut Argus Arus Carlsbad, meski cairan itu radioaktif, tidak ada kebocoran radiasi yang ditemukan di luar wadah, termasuk di udara atau pada siapa pun.

Fasilitas penyimpanan limbah nuklir New Mexico itu melaporkan tidak ada kontaminasi radioaktif yang ditemukan setelah cairan ditemukan di dasar wadah penyimpanan selama akhir pekan.



Protokol darurat dinonaktifkan pada pukul 11 malam waktu setempat, per pembaruan dari pejabat WIPP.



"Tidak ada risiko pelepasan radiologis dan tidak ada risiko bagi publik atau lingkungan," papar pernyataan fasilitas itu dalam rilis berita, dilansir Sputnik pada Selasa (12/4/2022).



“Aktivasi terjadi sebagai akibat dari kejadian tidak normal selama penanganan sampah rutin di lokasi WIPP, yang terletak 26 mil sebelah timur Carlsbad, New Mexico,” ungkap pernyataan WIPP.

Fasilitas besar ini dioperasikan Departemen Energi AS dan menyimpan limbah radioaktif yang dihasilkan dalam pembuatan persenjataan nuklir AS, yang mencakup ribuan hulu ledak nuklir yang terbuat dari uranium dan plutonium.

Melalui proses alami, unsur radioaktif seperti uranium dan plutonium meluruh menjadi isotop unsur yang lebih kecil saat mereka memancarkan radiasi alfa, dan produk peluruhan itu bisa sama radioaktifnya, jika tidak lebih, daripada bahan asalnya.

Akhirnya radioaktif akan meluruh hingga mencapai isotop stabil, tetapi proses itu bisa memakan waktu puluhan ribu tahun.

Namun, limbah yang disimpan di Carlsbad bukan hanya logam uranium, tetapi juga bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya, seperti jas lab, sarung tangan, peralatan dan barang-barang lain yang terkontaminasi oleh bahan radioaktif.

Itulah sebabnya AS memutuskan menyimpan limbah ini jauh di dalam endapan garam tebal di cekungan Delaware, di mana limbah tersebut dapat disimpan dengan aman hingga 10.000 tahun.

Dua repositori geologi dalam serupa lainnya ada di Jerman, di Morsleben dan Schacht Asse. Washington awalnya bermaksud menggunakan Gunung Yucca di Nevada untuk menyimpan semua limbah nuklirnya, termasuk dari pembangkit listrik.

Namun pembangunan situs tersebut dibatalkan pada 2009 karena meluasnya penolakan warga lokal terhadap rencana tersebut.

Warga khawatir kebocoran radioaktif bisa terjadi. Ada juga keberatan penduduk asli Amerika terhadap penodaan situs suci mereka oleh aktivitas nuklir berbahaya itu.

Sebagai akibat dari pembatalan proyek Gunung Yucca, pembangkit listrik tenaga nuklir AS terpaksa menyimpan bahan bakar nuklir bekas mereka sendiri di fasilitas di atas tanah.

Salah satu fasilitas besar di negara bagian Washington, yang dikenal sebagai Situs Hanford, bertanggung jawab untuk memurnikan sebagian besar plutonium yang digunakan dalam sekitar 65.000 senjata nuklir yang dibangun oleh AS sejak 1945.

Saat ini, itu adalah situs penyimpanan limbah nuklir, tetapi telah menjadi terkenal karena kebocoran radioaktif.

Namun, WIPP bukannya tanpa masalah: beberapa kebocoran pada 2014, termasuk satu kecelakaan besar.

Musibah itu menimbulkan keraguan apakah Cekungan Delaware akan menjadi alternatif yang aman untuk Gunung Yucca, meskipun daerah tersebut telah stabil secara geologis selama 200 juta tahun dan garam yang sangat terkompresi memiliki atribut unik yang memungkinkannya menutup retakan yang terbentuk.

Kecelakaan itu mengakibatkan penutupan fasilitas itu selama tiga tahun dan telah menelan biaya sekitar USD486 juta untuk memperbaikinya.

Bulan lalu, badan audit Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) memperingatkan dalam laporan tentang risiko tinggi biaya tak terduga yang terkait dengan perbaikan masalah keamanan situs tersebut.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1292 seconds (0.1#10.140)